Produksi Bensin Nabati dari Minyak Kelapa Sawit

Minyak kelapa sawit mengandung trigeliserida dari asam-asam lemak. Komponen terbesar dari minyak kelapa sawit adalah trigeliserida dari asam palmitat (30%-48%) dan asam oleat (35%-44%).

Produksi Bensin Nabati dari Minyak Kelapa Sawit
Minyak kelapa sawit mengandung trigeliserida dari asam-asam lemak. Komponen terbesar dari minyak kelapa sawit adalah trigeliserida dari asam palmitat (30%-48%) dan asam oleat (35%-44%). Trigeliserida pada dasarnya adalah hidrokarbon rantai Panjang yang terkontaminasi oleh oksigen. Jika oksigen yang terkandung dalam minnya kelapa sawit ini dihilangkan dan rantai panjang hidrokarbon dapat diperpendek sesuai dengan fraksi nafta minyak bumi, maka akan diperoleh bensin nabati, karena bensin ini diperoleh dari sumber minyak nabati. Melalui proses perengkahan (cracking), penelitian yang dikembangkan oleh Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis (CaRE – Laboratory of Catalysis and Reaction Engineering) – ITB telah berhasil menghasilkan 2 jenis produk. Produk gas yang sebagian besar komponennya adalah LPG, dan produk cair yang sebagian besar komponennya adalah bensin nabati. Perolehan bensin nabati yang dihasilkan dari proses perengkahan ini berkisar 50%-60% berat bensin nabati per berat minyak kelapa sawit. Komponen bensin nabati yang dihasilkan berada pada rentang yang sama dengan Pertamax Turbo. `` Saat ini dengan bantuan pendanaan dari BPDPKS, CaRE tengah membangun unit perengkahan produksi bensin nabati dari minyak sawit berkapasitas 10 L/hari. Menurut Dr. IGBN Makertiharta yang merupakan ketua penelitian bensin nabati ini, CaRE bercita-cita untuk membangun unit produksi bensin nabati yang berkapasitas semi industrial, yaitu berkisar 1 ton hingga 30 ton per hari. Dengan demikian teknologi ini dapat langsung digunakan oleh rakyat untuk menghasilkan bahan bakar dari minyak sawit. Indonesia melalui PT Pertamina (Persero) harus menyediakan biaya sebesar Rp 1,3T sehari untuk mengimpor bahan bakar minyak dan minyak bumi. Dalam dua tahun ke depan, angka ini akan menyentuh Rp 2,2T sehari. Jenis bahan bakar minyak yang paling banyak diimpor adalah bensin (gasolin). Saat ini Indonesia adalah negara pengimpor bensin terbesar di dunia, yaitu sebesar 17 juta kL per tahun. Hal ini terjadi untuk mengakomodasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada pada tingkat 5,6% per tahun dan pertumbuhan penduduk yang sebesar 1,1% pertahun. Hal ini memberikan kontribusi yang sangat sagnifikan terhadap menurunnya ketahanan energi nasional jika Indonesia tidak mengambil langkah-langkah progresif dalam mengembangkan energi alternatif. Keberhasilan penelitian dan pengembangan teknologi perengkahan ini akan memberikan sumbangan yang sangat signifikan terhadap teknologi energi baru dan terbarukan berbasis kelapa sawit yang pada gilirannya dapat meningkatkan ketahanan energi nasional.[:]