Pemerintah Upayakan India Prioritaskan Sawit Indonesia

PEMERINTAH akan terus berkomunikasi dengan India untuk meningkatkan ekspor sawit Indonesia ke negara tersebut. India diharapkan akan memprioritaskan sawit Indonesia untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati di negara itu. Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan, komunikasi perlu terus dilakukan karena dalam perdagangan internasional selalu terdapat hambatan perdagangan, termasuk dalam perdagangan antara Indonesia dengan India. “Kita berharap ekspor sawit kita terus meningkat ke India.

Pemerintah Upayakan India Prioritaskan Sawit Indonesia

PEMERINTAH akan terus berkomunikasi dengan India untuk meningkatkan ekspor sawit Indonesia ke negara tersebut. India diharapkan akan memprioritaskan sawit Indonesia untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati di negara itu. Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan, komunikasi perlu terus dilakukan karena dalam perdagangan internasional selalu terdapat hambatan perdagangan, termasuk dalam perdagangan antara Indonesia dengan India. “Kita berharap ekspor sawit kita terus meningkat ke India. Untuk itu, kita perlu komunikasikan dengan baik agar jika ada potensi-potensi pemenuhan kebutuhan minyak nabati, India akan memilih Indonesia sebagai pemasok utama mereka,” kata Musdhalifah di Jakarta, (25/12/2018) sebagaimana dikutip Investor Daily. Salah satu upaya pemerintah untuk itu adalah dengan memfasilitasi diskusi antara pengusaha Indonesia dan India di Jakarta, (19/12/2018). Forum diskusi digelar guna menindaklanjuti nota kesepahaman (MoU) antara The Solvent Extractors Association of India (SEA), Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), dan Solidaridad Network Asia Limited (SNAL) yang ditandatangani 16 Juli 2018. Hingga saat ini, India merupakan pasar ekspor sawit Indonesia paling besar. Pada Oktober 2018, ekspor sawit Indonesia ke India tercatat mencapai 690,16 ribu ton. Mulai 1 Januari 2019, India memangkas tarif bea masuk untuk Crude Palm Oil (CPO) dari Indonesia dan Malaysia. Penyesuaian Tarif BM CPO untuk Malaysia dilakukan sesuai Preferensi India-Malaysia Comprehensive Economic Cooperation Agreement (IM CECA), yakni per 1 Januari 2019 turun menjadi 40% dari 44%. Penurunan tarif ini sama seperti penurunan tarif BM CPO India untuk Indonesia sesuai ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA) yang juga turun menjadi 40% dari 44%. ***