Perubahan Tarif Dorong Peningkatan Ekspor Sawit ke India

[:id]JAKARTA—Kebijakan pemerintah India mengubah tarif bea masuk produk sawit dari Indonesia sehingga sama dengan Malaysia berhasil mendorong peningkatan ekspor minyak sawit ke India. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat ekspor minyak sawit Indonesia ke India pada September 2019 mencapai 481.000 ton atau naik 5% dibandingkan Agustus 2019. Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono mengemukakan dari total produksi selama Januari-September 2019 yang mencapai 36 juta ton, sekitar 26 juta ton diserap oleh pasar ekspor.

Perubahan Tarif  Dorong Peningkatan Ekspor Sawit ke India
[:id]JAKARTA—Kebijakan pemerintah India mengubah tarif bea masuk produk sawit dari Indonesia sehingga sama dengan Malaysia berhasil mendorong peningkatan ekspor minyak sawit ke India. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat ekspor minyak sawit Indonesia ke India pada September 2019 mencapai 481.000 ton atau naik 5% dibandingkan Agustus 2019. Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono mengemukakan dari total produksi selama Januari-September 2019 yang mencapai 36 juta ton, sekitar 26 juta ton diserap oleh pasar ekspor. Adapun selama September, total ekspor CPO beserta produk turunannya mencapai 3,26 juta ton, naik 4% dibandingkan ekspor selama Agustus yang berada di angka 2,89 juta ton. `Kenaikan ekspor terjadi pada semua produk kecuali biodiesel dan minyak laurat. Penurunan ekspor biodiesel yang besar terjadi pada pasar tujuan China, negara Asia Tenggara, dan Asia Timur lainnya,` kata Mukti dalam keterangan resmi, (20/11/2019). Kendati ekspor ke China terkoreksi selama September, Mukti menyatakan secara akumulatif negara tersebut masih menjadi pasar terbesar Indonesia dengan volume 4,8 juta ton pada periode Januari-September 2019. Posisi China lantas diikuti oleh Uni Eropa dengan volume 4 juta ton, negara-negara Asia Tenggara dan Asia Timur selain China sebanyak 3,8 juta ton, Afrika 3,7 juta ton, dan India 3,3 juta ton. Untuk volume ekspor September 2019, negara-negara Afrika menjadi pasar utama dengan volume 687.000 ton atau senilai US$402 juta, disusul oleh China sebanyak 560.000 ton, India 481.000 ton, dan Uni Eropa 315.000 ton. Di sisi lain, produksi minyak sawit Indonesia sampai September 2019 tercatat telah mencapai 36 juta ton. Angka ini 13% lebih tinggi dibandingkan realisasi produksi pada periode yang sama tahun lalu. Namun dibandingkan sebulan sebelumnya, produksi September 2019 turun sekitar 2%. Penurunan produksi terjadi di sejumlah provinsi yakni Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, dan Jambi. ***[:en]JAKARTA—India’s policy to reduce import duties on Indonesian processed palm oil to 45% has risen Indonesia’s shipment to India. The policy has brought about parity with imports from Malaysia. Indonesian Palm Oil Association (Gapki) recorded that Indonesian shipment of CPO and its derivatives to the world`s largest edible oils market on September 2019 rose 5% from August to 481.000 tons. Gapki’s Executive Director Mukti Sardjono said that around 26 million tons of total production in January-September 2019 of around 36 million tons were exported. Indonesia’s total export of CPO and its derivatives on September stood at 3,26 million tons, rose 4% from August of 2,89 million tons. “Export of all products increased, except biodiesel and lauric oil. Biodiesel export to several countries like China, South East Asia, and East Asia suffered declines,” Mukti said on press release, Wednesday (20/11/2019). Mukti added that China is still the largest market for Indonesia’s palm oil products despite the declining export on September. In January-September 2019, export to China reached 4,8 million tons. Meanwhile, total export to the European Union stood at 4 million tons, to South East Asian and East Asian countries excluding China at 3,8 million tons, to African countries 3,7 million tons, and to India reached 3,3 million tons. For September 2019 only, African countries has become a primary market with total volume stood at 687.000 tons followed by China at 560.000 tons, India 481.000 tons, and European Union 315.000 tons. Gapki also recorded that palm oil output until September 2019 stood at 36 million tons, 13% higher than same period last year. Compared to previous month, September’s output was down 2%. Some provinces like North Sumatera, Central Kalimantan, and Jambi suffered declining production during September 2019. **[:]