Eropa Merugi Jika Biofuel Sawit Dilarang

MALAYSIAN Palm Oil Council (MPOC), belum lama ini, merilis riset ekonomi yang menunjukkan dampak negatif terhadap negara-negara di seluruh Eropa jika Uni Eropa melarang penggunaan biofuel berbahan dasar sawit. Uni Eropa harus segera menyikapi upaya pelarangan biofuel berbahan dasar sawit yang tertuang dalam Arahan Energi Terbarukan Uni Eropa (Renewable Energy Directive/RED). Riset tersebut menunjukkan bahwa ekspor Uni Eropa senilai hampir 40 miliar Euro dan lebih dari 350 ribu pekerja di seluruh Eropa menggantungkan nasibnya pada perdagangan dengan negara produsen kelapa sawit.

Eropa Merugi Jika Biofuel Sawit Dilarang

MALAYSIAN Palm Oil Council (MPOC), belum lama ini, merilis riset ekonomi yang menunjukkan dampak negatif terhadap negara-negara di seluruh Eropa jika Uni Eropa melarang penggunaan biofuel berbahan dasar sawit. Uni Eropa harus segera menyikapi upaya pelarangan biofuel berbahan dasar sawit yang tertuang dalam Arahan Energi Terbarukan Uni Eropa (Renewable Energy Directive/RED).

Riset tersebut menunjukkan bahwa ekspor Uni Eropa senilai hampir 40 miliar Euro dan lebih dari 350 ribu pekerja di seluruh Eropa menggantungkan nasibnya pada perdagangan dengan negara produsen kelapa sawit. Riset dilakukan oleh lembaga konsultan Denmark, Copenhagen Economics (CE), yang merupakan konsultan Komisi Eropa sejak lama untuk masalah ekonomi dan topik-topik ilmiah.

Poin penting hasil riset tersebut:

  • Sedikitnya 354 ribu pekerjaan di Uni Eropa tergantung pada perdagangan dengan Malaysia, Indonesia, dan Thailand.
  • Ekspor senilai 39,5 miliar euro di seluruh sektor industri kunci di Uni Eropa tergantung pada perdagangan dengan Malaysia, Indonesia, dan Thailand.
  • Sekitar 18 ribu lapangan kerja di Uni Eropa berisiko terdampak tindakan balasan perdagangan jika biofuel berbahan dasar sawit dilarang.
  • Jerman berpotensi kehilangan 5.460 lapangan kerja dan ekspor senilai 626 juta jika biofuel berbahan dasar sawit dilarang.
  • Inggris berpotensi kehilangan 1.752 lapangan kerja dan ekspor senilai 194 juta euro jika biofuel berbahan dasar sawit dilarang.
  • Prancis berpotensi kehilangan 2.787 lapangan kerja dan ekspor senilai 309 juta euro jika biofuel berbahan dasar sawit dilarang.
  • Italia berpotensi kehilangan 1,737 lapangan kerja dan ekspor senilai 193 juta euro jika biofuel berbahan dasar sawit dilarang.
  • Spanyol berpotensi kehilangan 785 lapangan kerja dan ekspor senilai 87 juta euro jika biofuel berbahan dasar sawit dilarang.

Martin H. Thelle, Managing Director and Partner at Copenhagen Economics menyebutkan bahwa sulit terbantahkan jika lapangan pekerjaan penting dan pendapatan ekspor di seluruh Uni Eropa bergantung pada perdagangan dengan Malaysia, Indonesia, dan Thailand yang bernilai 39 miliar euro dari ekspor, serta melibatkan sedikitnya 350 ribu pekerjaan di seluruh Uni Eropa.

“Pengurangan dalam perdagangan bisa berdampak negatif terhadap ekspor termasuk pesawat terbang, otomotif, dan produk elektronik. Negara yang sangat bergantung pada perdagangan dengan Malaysia, Indonesia, dan Thailand adalah Jerman, Prancis, Inggris, Italia, dan Belanda. Pengurangan perdagangan senilai 2 miliar euro bisa berdampak terhadap 18 ribu lapangan kerja yang terkait hubungan dagang di Eropa,” ujar Thelle. *** (sumber: theoilpalm.org)