Pengusaha Indonesia akan Kembangkan Biodiesel di Amerika Latin

JAKARTA—Pengusaha kelapa sawit Indonesia akan melakukan kerja sama dagang dengan sejumlah negara di kawasan Amerika Latin dalam rangka pengembangan biodiesel. Kerja sama antara lain dilakukan dengan Kolombia dan Peru. Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan mengungkapkan kedua negara tersebut berpotensi menjadi pasar bagi biofuel berbahan dasar sawit dari Indonesia menyusul penerapan kebijakan penggunaan bahan bakar biodiesel 5% (B5) dan 10% (B10) di negara tersebut. `Dari biofuel, mereka ingin ada kerja sama dengan kita.

Pengusaha Indonesia akan Kembangkan Biodiesel di Amerika Latin

JAKARTA—Pengusaha kelapa sawit Indonesia akan melakukan kerja sama dagang dengan sejumlah negara di kawasan Amerika Latin dalam rangka pengembangan biodiesel. Kerja sama antara lain dilakukan dengan Kolombia dan Peru. Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan mengungkapkan kedua negara tersebut berpotensi menjadi pasar bagi biofuel berbahan dasar sawit dari Indonesia menyusul penerapan kebijakan penggunaan bahan bakar biodiesel 5% (B5) dan 10% (B10) di negara tersebut. `Dari biofuel, mereka ingin ada kerja sama dengan kita. Peru dan Kolombia misalnya, mereka ada kebun sawit dan mereka ingin ada hilirisasi, ini yang bisa dikerjasamakan,` kata Paulus, (15/10/2019). Menurutnya, pengusaha sawit Kolombia dan Peru menginginkan pengusaha Indonesia berinvestasi di negara mereka karena Indonesia berpengalaman menerapkan mandatori biodiesel. Saat ini, Indonesia sudah menerapkan kebijakan mandatori B20 dan direncanakan menerapkan B30 pada Januari 2020. Paulus menilai investasi di Amerika Latin akan menjadi jalan bagi Indonesia untuk membuka pasar yang selama ini sulit dimasuki Indonesia, misalnya ke Amerika Serikat dan negara di Amerika Utara lain. Pemerintah Kolombia, menurut Paulus, menunjukkan keseriusan untuk mengembangkan sawit, antara lain dengan menyiapkan 43 juta hektare lahan untuk kebun sawit. `Pemerintah Kolombia  mendorong rakyat mereka yang tadinya menanam koka untuk beralih ke sawit. Ini menjadi salah satu program pemerintah,` katanya. Rencana kerja sama tersebut merupakan peluang bagi Indonesia untuk memperluas pasar sawit ke negara tujuan non tradisional, sekaligus menjadi solusi untuk mengatasi hambatan dagang di Uni Eropa. Upaya membuka pasar baru terus dilakukan pemerintah dengan mengirimkan delegasi dagang ke berbagai negara. Bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), upaya tersebut antara lain dilakukan dengan memperkenalkan produk-produk sawit dan turunannya serta menggelar forum bisnis untuk mempertemukan para pengusaha.  *** (Sumber: Merdeka.com)[:]