Pemerintah Tetapkan Riau Sebagai Pilot Project Penyatuan Data Sawit

PEMERINTAH akan menjadikan Riau sebagai pilot project untuk penyatuan data perkebunan kelapa sawit karena Riau bisa menggambarkan seluruh dinamika yang melingkupi data sawit di Indonesia. Jika sinkronisasi data bisa dilakukan di Riau maka hal sama juga bisa dilakukan di daerah lain. “Riau laboratorium yang sangat lengkap dengan masalahnya yang juga lengkap.

Pemerintah Tetapkan Riau Sebagai Pilot Project Penyatuan Data Sawit

PEMERINTAH akan menjadikan Riau sebagai pilot project untuk penyatuan data perkebunan kelapa sawit karena Riau bisa menggambarkan seluruh dinamika yang melingkupi data sawit di Indonesia. Jika sinkronisasi data bisa dilakukan di Riau maka hal sama juga bisa dilakukan di daerah lain. “Riau laboratorium yang sangat lengkap dengan masalahnya yang juga lengkap. Ada gambut, masalah hutan, dan sebagainya. Kalau kita bisa menyelesaikan masalah Riau kita akan bisa menyelesaikan masalah di daerah lain,” kata Policy Advisor Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Lin Che Wei, di Pekanbaru, Riau, Sabtu (25/5/2019) sebagaimana diberitakan Republika. Sebelumnya, pembahasan mendalam terkait upaya penyatuan data sawit ini telah dilakukan oleh Kemenko Perekonomian dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Badan Pusat Statistik (BPS). Untuk mendukungnya, digelar pula Focus Group Discussion (FGD) seperti yang digelar di Pekanbaru, Jumat (24/5/2019). Dalam diskusi ini, hadir antara lain perwakilan dari Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan pemerintah daerah. Menurut Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono diskusi ini penting karena membicarakan metodologi (sinkronisasi data). Lebih lanjut, Lin Che Wei menegaskan jika menyelesaikan sinkronisasi satu data sawit di daerah lain terlebih dulu, belum tentu akan menemukan masalah seperti yang terjadi di Riau. Namun, jika masalah Riau yang diselesaikan terlebih dulu, maka akan lebih mudah menyelesaikan permasalahan di tempat lain karena di Riau sudah ditemukan solusinya. Sementara itu, Kasdi Subagyono mengatakan alasan pemilihian Riau karena provinsi ini memiliki area perkebunan sawit paling luas dan masalahnya yang kompleks. “Jadi, untuk melihat masalah perkebunan sawit secara utuh, kita masuk ke sini yang luas kebunnya sangat luas,” kata Kasdi. Kasdi juga menjelaskan pemerintah terus menyamakan persepsi antarlembaga terkait sinkroniasi data luas perkebunan kelapa sawit. Di mana, hal tersebut bertujuan untuk memperoleh satu data secara nasional dengan metodologi yang disepakati. Menurut Kasdi, sinkronisasi data sawit ini baru pertama kali dilakukan. Tujuannya, untuk menguji, menyempurnakan, dan memperbaiki prosedur mengenai deliniasi (pemetaan) lahan sawit. `Sebelumnya belum pernah sinkronisasi. Ini baru pertama. Dulu hanya koordinasi saja dan terbukti hasil (datanya) berbeda-beda,` kata Kasdi. *** (Sumber: Republika)