Peluang Besar Sawit Indonesia di Tengah Perang Dagang AS-China

INDONESIA diyakini memiliki peluang sangat besar untuk meningkatkan ekspor produk kelapa sawit ke China. Peluang tersebut muncul setelah adanya perang dagang antara China dan Amerika Serikat yang akan berlaku segera.

Peluang Besar Sawit Indonesia di Tengah Perang Dagang AS-China
INDONESIA diyakini memiliki peluang sangat besar untuk meningkatkan ekspor produk kelapa sawit ke China. Peluang tersebut muncul setelah adanya perang dagang antara China dan Amerika Serikat yang akan berlaku segera. Pemerintah AS berencana memberlakukan tarif impor tinggi terhadap sekitar 800 produk China yang akan berlaku 6 Juli 2018. Produk ini meliputi mesin dan peralatan manufaktur, barang elektronik hingga alat transportasi. Sebagai balasannya,  China merespons dengan akan memberlakukan tarif 25% terhadap 659 produk AS, mulai dari kedelai, makanan laut, hingga mobil senilai US$50 miliar.  Peneliti Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira melihat ancaman pengenaan tarif kedelai AS oleh China sebagai peluang bagi sawit Indonesia. Adanya hambatan tarif dari AS tentu membuat harga minyak kedelai itu diperkirakan bakal naik sekitar 25  persen. Dengan demikian, China akan mengalihkan produk minyak kedelai kepada minyak nabati lain seperti minyak kelapa sawit (CPO). “Permintaan domestik China atas minyak nabati cukup besar, (ini jadi) peluang besar bagi Indonesia,” kata Bhima sebagaimana dikutip Bisnis.com. Peluang ini tidak hanya untuk Indonesia, tetapi juga untuk produsen sawit lain. “Indonesia dan Malaysia punya peluang besar,” kata Bhima. Berdasarkan catatan Indef, AS mengekspor sekitar US$14 miliar kedelai ke China, menurut Departemen Pertanian AS dan pihak China membeli kira-kira setengah dari ekspor kedelai AS tersebut. Bhima juga mengemukakan dampak atas pengenaan bea impor itu bisa cepat terlihat di China.  Sebab, sektor agri merupakan penyerap tenaga kerja yang banyak. Sebelumnya, saat berkunjung ke Indonesia, Perdana Menteri China Li Keqiang menyampaikan komitmennya untuk meningkatkan impor minyak sawit dari Indonesia hingga 500 ribu ton. Menurut Li, konsumsi minyak kelapa sawit di China tidak lebih dari 5 juta ton, sehingga untuk menyerap impor 500 ribu ton tersebut pihaknya berjanji akan mendiskusikan hal tersebut dengan berbagai pihak terkait. ***