Kolombia Gabung dengan CPOPC, Perkuat Sawit di Perekonomian Global

Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) menerima Kolombia sebagai anggota baru dan kehadirannya diyakini akan memperkuat posisi CPOPC untuk mendukung kepentingan kelapa sawit dalam perekonomian global. Penerimaan Kolombia, negara produsen kelapa sawit terbesar di Amerika Latin dan keempat terbesar di dunia, ini diputuskan dalam 5th Ministerial Meeting of Council of Palm Oil Producing Countries di Putrajaya, Malaysia, Kamis (8/11/2018). Pertemuan tersebut dihadiri Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Industri Primer Malaysia Teresa Kok. CPOPC atau Dewan Negara Penghasil Kelapa Sawit merupakan organisasi antarpemerintah yang didirikan oleh dua produsen kelapa sawit terbesar di dunia, yakni Indonesia dan Malaysia.

Kolombia Gabung dengan CPOPC, Perkuat Sawit di Perekonomian Global
Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) menerima Kolombia sebagai anggota baru dan kehadirannya diyakini akan memperkuat posisi CPOPC untuk mendukung kepentingan kelapa sawit dalam perekonomian global. Penerimaan Kolombia, negara produsen kelapa sawit terbesar di Amerika Latin dan keempat terbesar di dunia, ini diputuskan dalam 5th Ministerial Meeting of Council of Palm Oil Producing Countries di Putrajaya, Malaysia, Kamis (8/11/2018). Pertemuan tersebut dihadiri Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Industri Primer Malaysia Teresa Kok. CPOPC atau Dewan Negara Penghasil Kelapa Sawit merupakan organisasi antarpemerintah yang didirikan oleh dua produsen kelapa sawit terbesar di dunia, yakni Indonesia dan Malaysia. CPOPC bertujuan mengontrol pasokan CPO di pasar global, menjaga stabilitas harga minyak sawit, mempromosikan penerapan prinsip keberlanjutan pada industri sawit, serta meningkatkan kesejahteraan petani sawit. Selain menerima Kolombia sebagai anggota, CPOPC juga akan mengundang negara penghasil kelapa sawit lain untuk masuk menjadi anggota. Dalam jumpa pers bersama, Darmin dan Teresa mengungkapkan bahwa pertemuan tingkat menteri ke-5 itu juga menghasilkan sejumlah kesepakatan dalam hal organisasi, yakni menunjuk Teresa Kok untuk memimpin CPOPC dalam dua tahun ke depan mulai 1 Januari 2019 menggantikan Darmin Nasution. Diungkapkan pula mengenai sikap CPOPC terhadap diskriminasi terhadap produk sawit oleh Uni Eropa. CPOPC bersepakat untuk menentang penerapan konsep Perubahan Penggunaan Lahan Secara Tidak Langsung  (Indirect Land Use Change/ILUC) yang kontroversial yang akan diterapkan Uni Eropa dalam Arahan Energi Terbarukan (Renewable Energy Directive II/RED II). Oleh karena itu, kedua negara tidak akan berpartisipasi dalam workshop ILUC yang digelar di Brussels dalam waktu dekat ini. Darmin dan Teresa menegaskan mengenai pentingnya kelapa sawit dalam pengentasan kemiskinan dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Dalam hal ini keberadaan petani sawit menjadi faktor penting dalam industri kelapa sawit. Malaysia dan Indonesia menekankan pentingnya upaya untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani sawit melalui penerapan Good Agricultural Practices (GAP) dan mempercepat program peremajaan. Mengingat pentingnya upaya mendorong sinergi antara petani sawit dengan pelaku industri, kedua negara sepakat untuk menggelar pertemuan Business and Smallholders Forum pada 2019. Selain itu ditegaskan pula perlunya melakukan konsolidasi dan meningkatkan program mandatori biodiesel di antara negara anggota CPOPC serta mendorong penggunaan biodiesel di negara-negara konsumen sawit. CPOPC juga menaruh keprihatinan yang besar pada kampanye negatif terhadap produk sawit yang dilancarkan oleh sejumlah LSM. Bahkan di sejumlah negara, kampanye tersebut seringkali didukung oleh peraturan perundang-undangan tertentu yang mendiskriminasi kelapa sawit. Untuk itu, Indonesia dan Malaysia sepakat untuk terus berupaya mengatasi kampanye negatif terhadap sawit. Terkait agenda PBB untuk mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) pada 2030, CPOPC menyatakan pihaknya mendukung penuh upaya tersebut dan sepakat untuk mengadopsi SGGs ke dalam industri kelapa sawit. Upaya ini sejalan dengan komitmen CPOPC untuk menciptakan keselarasan antara kemajuan ekonomi dan sosial dengan lingkungan. ***