BPPT Kaji Pembiakan Sapi di Lahan Sawit
JAKARTA—Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengkaji pemanfaatan perkebunan kelapa sawit sebagai lahan peternakan sapi. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan produksi ternak sapi di tengah keterbatasan lahan. Berkaitan dengan upaya tersebut, BPPT bekerjasama dengan Indonesia Australia Partnership on Food Security in The Red Meat and Cattle Sector, menyelenggarakan konferensi mengenai Integrasi Produksi sapi dan Kelapa Sawit atau Integrated Cattle and Oil Palm Production (ICOP) 2019 di Jakarta, Rabu (23/10/2019). Konferensi dilakukan untuk mengkaji berbagai hasil penelitian dan pengalaman dari akademisi dan pelaku industri tentang integrasi produksi sapi dan kelapa sawit.
JAKARTA—Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengkaji pemanfaatan perkebunan kelapa sawit sebagai lahan peternakan sapi. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan produksi ternak sapi di tengah keterbatasan lahan. Berkaitan dengan upaya tersebut, BPPT bekerjasama dengan Indonesia Australia Partnership on Food Security in The Red Meat and Cattle Sector, menyelenggarakan konferensi mengenai Integrasi Produksi sapi dan Kelapa Sawit atau Integrated Cattle and Oil Palm Production (ICOP) 2019 di Jakarta, Rabu (23/10/2019). Konferensi dilakukan untuk mengkaji berbagai hasil penelitian dan pengalaman dari akademisi dan pelaku industri tentang integrasi produksi sapi dan kelapa sawit. `Konferensi ini dimaksudkan untuk menyampaikan hasil kajian BPPT selama lima tahun mengenai integrasi produksi sapi dan kelapa sawit oleh peternak rakyat di Pelalawan, Riau. Sekaligus sebagai hasil uji coba partnership selama tiga tahun melaksanakan integrasi sapi-sawit bersama empat perkebunan kelapa sawit di empat provinsi di Indonesia,` ujar Kepala BPPT, Hammam Riza di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Menurutnya, hingga 2018, sebanyak 40% kebutuhan domestik daging sapi di Indonesia dipenuhi oleh impor. Pembiakan sapi di lahan sawit diharapkan dapat meningkatkan produksi daging sapi lokal dan mengurangi ketergantungan pada impor. `Tantangan utama peningkatan populasi sapi di Indonesia adalah rendahnya investasi pembiakan sapi dalam negeri. Hal ini masih dianggap berbiaya besar dan kurang menguntungkan,` ungkap Hammam. Sementara itu, Deputi bidang kerja sama penanaman modal, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Wisnu Soedibjo yang juga selaku Co-Chair Indonesia Australia Partnership on Food Security in the Red Meat and Cattle Sector mengungkapkan pihaknya telah mengujicobakan integrasi sapi sawit sejak tahun 2016. `Salah satu potensi usaha pembiakan sapi di Indonesia adalah dengan memanfaatkan lahan yang sudah ada, termasuk lahan bekas tambang dan perkebunan sawit.” *** (Sumber: Gatra.com)