Raja Belanda Tertarik Sawit Berkelanjutan

Belanda menaruh perhatian penting pada penerapan sawit berkelanjutan dalam menyikapi masalah sawit di Uni Eropa. Untuk mengetahui penerapan sawit berkelanjutan, raja Belanda Willem-Alexander akan berkunjung ke Kalimantan Tengah dan berdialog dengan petani sawit di sana.

Raja Belanda Tertarik Sawit Berkelanjutan
Raja Belanda Willem-Alexander. -(Foto: Dokumen resmi Istana Kerajaan Belanda)

DEN HAAG—Belanda menaruh perhatian penting pada penerapan sawit berkelanjutan dalam menyikapi masalah sawit di Uni Eropa. Untuk mengetahui penerapan sawit berkelanjutan, raja Belanda Willem-Alexander akan berkunjung ke Kalimantan Tengah dan berdialog dengan petani sawit di sana.

Dalam pertemuan dengan jurnalis asal Indonesia di Istana, Rabu (19/2/2020) waktu Den Haag, Raja Belanda Willem-Alexander mengatakan kunjungan singkat ke Indonesia akan menyinggung beberapa isu. Adapun, dari empat hari kunjungan, Raja beserta delegasi bakal mengunjungi Yogyakarta, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, dan Danau Toba di Sumatra Utara.

Dalam kunjungan ke Kalimantan akan berdialog terkait isu minyak mentah sawit berkelanjutan hingga masalah pengelolaan hutan. Seperti diketahui, sebelumnya Menteri Luar Negeri Belanda, Stef Blok menegaskan pihaknya menyesal terkait adanya konflik antara Uni Eropa dengan Indonesia soal pasokan minyak sawit. Menurutnya, hal terpenting bukan pada komoditas sawit melainkan penerapan praktik keberlanjutan pada rantai pasok sawit.

Pada hari pertama, Delegasi Belanda yang terdiri dari lima menteri dan 130 perusahaan bakal mengunjungi Istana Presiden di Bogor untuk melakukan diskusi. Setelah itu, diskusi akan berlanjut di Cafe Dedaunan, Kebun Raya Bogor yang melibatkan Presiden Joko Widodo dan Raja Willem-Alexander.

Hari kedua, kunjungan dilakukan di Keraton Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Candi Prambanan. Hari ketiga, Delegasi Belanda akan mengunjungi Palangkaraya, Kalimantan Tengah. 

Terakhir, Delegasi Belanda akan mengunjungi Danau Toba dan Institut Teknologi Del untuk membahas pengelolaan air, pariwisata yang juga terimbas penyebaran virus corona dan pengembangan teknologi yang terkait dengan diplomasi pendidikan. *** (Sumber: Bisnis.com)