Kontribusi Industri Kelapa Sawit Terhadap Pendidikan
Kontribusi industri kelapa sawit di bidang pendidikan diwujudkan melalui penyediaan (availability) dan keterjangkauan (affordability) fasilitas pendidikan.

Model pembangunan industri kelapa sawit di Indonesia menempatkan penyediaan fasilitas pendidikan sebagai salah satu prioritas utama. Hal itu karena perkebunan kelapa sawit umumnya berlokasi di daerah pelosok, terisolasi, dan relatif tertinggal. Kontribusi industri kelapa sawit di bidang pendidikan terlaksana pada tingkat lokal, regional, maupun nasional (PASPI, 2023).
PASPI Monitor (2024) dalam jurnal berjudul Perkebunan Sawit Bagian Penting dari Pencapaian SDG-4 (Quality Education) mengatakan bahwa kontribusi industri kelapa sawit di bidang pendidikan diwujudkan melalui penyediaan (availability) dan keterjangkauan (affordability) fasilitas pendidikan. Fasilitas tersebut ditujukan tidak hanya bagi anak-anak petani kelapa sawit dan karyawan perusahaan perkebunan, tetapi juga bagi masyarakat sekitar.
Berikut ini ulasan mengenai kontribusi industri kelapa sawit terhadap bidang pendidikan yang mencakup penyediaan (availability) fasilitas pendidikan dan meningkatkan keterjangkauan (affordability) pendidikan yang dirangkum dari laporan PASPI (2024).
Penyediaan Fasilitas Pendidikan. Terdapat dua mekanisme utama kontribusi perkebunan kelapa sawit dalam penyediaan fasilitas pendidikan. Pertama, pembangunan fasilitas pendidikan di area perkebunan kelapa sawit mengingat lokasi perkebunan yang umumnya berada di wilayah terisolasi sehingga membuat perusahaan juga membangun berbagai fasilitas umum, termasuk fasilitas pendidikan seperti sekolah tingkat PAUD/TK, SD, dan SMP (PASPI, 2014).
Pada tahap awal, fasilitas pendidikan tersebut diperuntukkan khusus bagi anak-anak karyawan perusahaan perkebunan. Seiring dengan perkembangan aktivitas masyarakat di sekitar perkebunan, fasilitas tersebut kemudian juga dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Studi empiris yang dilakukan oleh Rist et.al., 2010; PASPI, 2014; Budidarsono et.al., 2012; Syahza et.al., 2020 mengungkapkan bahwa perkebunan kelapa sawit berkontribusi besar terhadap ketersediaan fasilitas pendidikan.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Santika et.al., (2019) menemukan bahwa pembangunan infrastruktur pendidikan lebih berkembang pesat di desa-desa dengan keberadaan perkebunan kelapa sawit apabila dibandingkan desa-desa tanpa perkebunan kelapa sawit.
Kedua, kontribusi dilakukan melalui dukungan terhadap penyediaan fasilitas pendidikan. Selain membangun sekolah di dalam kawasan perkebunan, perusahaan perkebunan kelapa sawit memberikan bantuan untuk penyediaan fasilitas pendidikan di wilayah sekitar perkebunan.
Berbagai studi empiris (Suwandi et.al., 2013; Pambudi et.al., 2017; Satria, 2017; Pasaribu, 2019; Fajrin dan Anshari, 2019; Syahrida et.al., 2019; Baihaqi et.al., 2020) mengungkapkan bahwa perusahaan perkebunan kelapa sawit berperan aktif dalam mendukung pembangunan dan renovasi infrastruktur sekolah, penyediaan alat peraga pendidikan, buku, komputer, tunjangan bagi guru, pembangunan rumah pintar atau rumah belajar, hingga penyediaan fasilitas transportasi berupa bus sekolah.
Peningkatan Keterjangkauan Pendidikan. Ketersediaan fasilitas pendidikan merupakan syarat keharusan (necessary condition) bagi peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan. Sementara itu, keterjangkauan (affordability) pendidikan bagi masyarakat merupakan syarat kecukupan (sufficient condition) untuk mewujudkan akses yang merata.
Perkebunan kelapa sawit turut berperan dalam meningkatkan keterjangkauan pendidikan bagi masyarakat. Kehadiran perkebunan kelapa sawit sebagai sumber perekonomian memberikan dampak positif terhadap kemampuan masyarakat untuk mengakses pendidikan pada berbagai jenjang (Rist et.al., 2010; Alwarritzi et.al., 2016; Kubitza et.al., 2018; Edwards, 2019).
Peningkatan pendapatan keluarga petani sawit memperbesar peluang anak-anak mereka untuk memperoleh pendidikan berkualitas, mulai dari tingkat dasar hingga jenjang diploma, sarjana, bahkan magister (Syahza et.al., 2021; Chrisendo et.al., 2022). Bagi kelompok petani sawit dengan kemampuan finansial memadai terdapat kesediaan (willingness to pay) untuk berinvestasi lebih besar pada pendidikan bermutu. Bahkan, mereka menyiapkan anggaran pendidikan melalui tabungan, investasi, maupun asuransi pendidikan (Syahza et.al., 2021).
Peningkatan keterjangkauan pendidikan tinggi bagi masyarakat di sekitar sentra perkebunan sawit juga didukung oleh penyediaan berbagai program beasiswa berprestasi yang difasilitasi oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit di Tanah Air. Program tersebut merupakan bagian dari implementasi program corporate social responsibility (CSR) perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Selain itu, reinvestasi dana sawit dalam sektor pendidikan turut berkontribusi terhadap peningkatan akses pendidikan tinggi bagi anak-anak petani sawit. Pemerintah melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) memiliki beberapa program pengembangan sumber daya manusia petani sawit (PASPI Monitor, 2023). Salah satu bentuk implementasi program tersebut adalah pemberian beasiswa bagi anak-anak petani sawit.
Lebih dari sekadar meningkatkan akses pendidikan, reinvestasi dana sawit melalui program beasiswa tersebut juga bertujuan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas (well-educated) agar bisa menjadi generasi penerus yang mampu mengelola perkebunan sawit rakyat secara berkelanjutan pada masa mendatang.