Diplomat Tawarkan Tiga Langkah Stategis untuk Hadang Kampanye Negatif Sawit

Indonesia dinilai perlu terus melakukan tindakan proaktif untuk mengimbangi kampanye negatif terhadap sawit. Duta Besar Indonesia untuk Republik Federal Jerman Arif Havas Oegroseno menawarkan tiga strategi untuk menangani kampanye negatif terhadap sawit.

Diplomat Tawarkan Tiga Langkah Stategis untuk Hadang Kampanye Negatif Sawit

JAKARTA—Indonesia dinilai perlu terus melakukan tindakan proaktif untuk mengimbangi kampanye negatif terhadap sawit. Duta Besar Indonesia untuk Republik Federal Jerman Arif Havas Oegroseno menawarkan tiga strategi untuk menangani kampanye negatif terhadap sawit.

"Ini adalah long-fight, Indonesia membutuhkan strategi yang jelas untuk melakukan kampanye sawit. Kita tidak bisa hanya bersikap reaktif tapi harus proaktif, offensive and smartly aggressive," ungkap Duta besar Republik Indonesia untuk Republik Federal Jerman, Arif Havas Oegroseno dalam #INAPalmOil Talkshow yang digagas forum komunikasi sawit bertajuk “Indonesia Menanggapi Isu Kesehatan Sawit ditengah COVID-19” yang diadakan secara online, Jakarta, Rabu (20/5/2020).

Tindakan pertama, yakni kampanye sawit di dalam negeri atau domestic front. "Dalam hal ini, kolaborasi antara pemerintah dan pengusaha dalam negeri penting untuk mendorong kampanye terstruktur pada level internasional," paparnya.

Strategi kedua, lanjut Havas, optimalkan foreign front (luar negeri), melalui kampanye investasi dan kampanye legal. Havas mencontohkan perusahaan-perusahaan Indonesia dan Malaysia yang memiliki investasi di Eropa, harus berkolaborasi untuk melakukan diplomasi kepada pemerintah dan masyarakat setempat, sebagai langkah kampanye terstruktur.

Ketiga, kata Havas, kampanye legal atau hukum juga menjadi langkah strategis yang bisa disasarkan langsung kepada pihak-pihak anti-sawit. Menurutnya, Indonesia harus lebih tegas dalam mengajukan gugatan hukum kepada perusahaan, tempat makan maupun supermarket yang memberikan label “No Palm Oil”. Langkah hukum ini menunjukkan ketegasan Indonesia sebagai produsen minyak sawit dalam melindungi komoditas strategisnya. ****