Peneliti IPB Kembangkan Foaming Agent dari Minyak Sawit untuk Pemadam Kebakaran pada Lahan Gambut

Air telah lama menjadi agen universal untuk memadamkan kebakaran.  Namun air bukan material pemadam kebakaran yang terbaik untuk semua kasus kebakaran, terutama pada lahan gambut. Gambut yang terbakar tidak lagi mempunyai kemampuan dalam menyerap air seperti semula, karena sifatnya berubah dari suka air (hidrofilik) menjadi menolak air (hidrofobik), sehingga hanya dapat menyerap air sekitar 50% dari semula sebelum terbakar.  Oleh karenanya, Tim Peneliti dari SBRC LPPM IPB mengembangkan foaming agent dari minyak sawit dan memformulasinya untuk aplikasi pemadaman kebakaran lahan, khususnya di lahan gambut.  Tujuannya adalah untuk mengubah sifat lahan gambut agar kembali menjadi hidrofilik.  Penelitian yang didanai olehBadan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS)ini telah menghasilkan konsentrat foaming agent dari minyak sawit untuk klasifikasi kelas A dengan konsentrasi pemakaian hanya sekitar 1-3%, yangmemiliki karakteristik stabilitas busa 79-92%, kemampuan pembusaan 266-344%, tegangan antarmuka 10-1– 10-2dyne/cm, tegangan permukaan 25,02 – 32,58 dyne/cm, kompatibel dengan air gambut, ramah lingkungan, biodegradable, dan memiliki toksisitas rendah.

Peneliti IPB Kembangkan Foaming Agent dari Minyak Sawit untuk Pemadam Kebakaran pada Lahan Gambut
Air telah lama menjadi agen universal untuk memadamkan kebakaran.  Namun air bukan material pemadam kebakaran yang terbaik untuk semua kasus kebakaran, terutama pada lahan gambut. Gambut yang terbakar tidak lagi mempunyai kemampuan dalam menyerap air seperti semula, karena sifatnya berubah dari suka air (hidrofilik) menjadi menolak air (hidrofobik), sehingga hanya dapat menyerap air sekitar 50% dari semula sebelum terbakar.  Oleh karenanya, Tim Peneliti dari SBRC LPPM IPB mengembangkan foaming agent dari minyak sawit dan memformulasinya untuk aplikasi pemadaman kebakaran lahan, khususnya di lahan gambut.  Tujuannya adalah untuk mengubah sifat lahan gambut agar kembali menjadi hidrofilik.  Penelitian yang didanai olehBadan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS)ini telah menghasilkan konsentrat foaming agent dari minyak sawit untuk klasifikasi kelas A dengan konsentrasi pemakaian hanya sekitar 1-3%, yangmemiliki karakteristik stabilitas busa 79-92%, kemampuan pembusaan 266-344%, tegangan antarmuka 10-1– 10-2dyne/cm, tegangan permukaan 25,02 – 32,58 dyne/cm, kompatibel dengan air gambut, ramah lingkungan, biodegradable, dan memiliki toksisitas rendah. Menurut Ketua Peneliti Dr. Mira Rivai, uji kinerja foaming agent pada aplikasi pemadaman kebakaran gambut skala laboratorium pada pemakaian larutan foaming agent konsentrasi 1-3% mampu mereduksi waktu pemadaman api hingga 83-90% dan mereduksi pemakaian larutan pemadam hingga 55-75% dibanding hanya menggunakan air. Sedangkan pada uji pemadaman kebakaran di lapangan lahan gambut yang dilakukan di Kabupaten Ketapang Propinsi Kalimantan Barat, dengan temperatur kebakaran sebelum pemadaman di beberapa titik adalah 320-525°C dan tinggi permukaan air tanah gambut 166 cm, larutan foaming agent 3% yang dilarutkan dengan air gambut, mampu mereduksi waktu pemadaman hingga 60% dibandingkan dengan pemadaman yang hanya menggunakan air gambut saja.   Penemuan ini diharapkan dapat membantu mengatasi kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) khususnyapada lahan gambut. Di Indonesia tercatat 12,3 juta hektar lahan sawit dan 14,9 juta hektar lahan gambut tropika. Pencegahan dan pengendalian kebakaran perlu dilakukan secara intensif dan berkelanjutan dengan dukungan berbagai pihak, mengingat masih adanya ancaman musim kemarau berkepanjangan.[:]