Kreatif, Warga Produksi Kerajinan dari Lidi Kelapa Sawit

Ide kreatif jika mendapat wadah yang tepat akan selalu memberi nilai tambah. Ini dibuktikan oleh sekelompok masyarakat Desa Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.  Jika sebelumnya di wilayah mereka bekas pelepah sawit hanya dibakar dan dibuang sebagai sampah tak berguna, kini hal tersebut tak lagi mereka lakukan. Sebagian warga telah mendapatkan pemasukan dari lidi pelepah pohon sawit, di luar buah kelapa sawit yang selama ini menjadi gantungan sebagian masyarakat setempat.

Kreatif, Warga Produksi Kerajinan dari Lidi Kelapa Sawit
Ide kreatif jika mendapat wadah yang tepat akan selalu memberi nilai tambah. Ini dibuktikan oleh sekelompok masyarakat Desa Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.  Jika sebelumnya di wilayah mereka bekas pelepah sawit hanya dibakar dan dibuang sebagai sampah tak berguna, kini hal tersebut tak lagi mereka lakukan. Sebagian warga telah mendapatkan pemasukan dari lidi pelepah pohon sawit, di luar buah kelapa sawit yang selama ini menjadi gantungan sebagian masyarakat setempat. Pendapatan dari olahan limbah itu juga tak terhitung kecil. Lidi yang tadinya dibuang percuma, oleh masyarakat setempat diolah lagi, setelah dibersihkan dengan arit, dijemur untuk kemudian dijadikan bahan dasar untuk sejumlah kerajinan. Bentuk kerajinannya bermacam-macam. Mulai dari piring, pot bunga, topi, keranjang buah, dan bermacam aneka kerajinan lain. “Sekarang, lidi-lidi tersebut telah menjadi sumber yang bernilai rupiah bagi tangan-tangan kreatif,” kata Alex Zetro Siagian, penggagas kerajinan lidi di desa itu, Minggu (10/2/2019). Alex menjelaskan, masyarakat sengaja mendatangkan pelatih khusus dari kawasan Bangun Purba, Deli Serdang guna melatih masyarakat terutama kaum ibu. Pelatihan diberikan selama tiga hari mulai dari menyiapkan bahan mentah, hingga berwujud barang bernilai rupiah. Kalau sebelumnya masyarakat hanya mampu membuat piring dari bahan lidi tersebut, maka lewat pelatihan oleh spesialis, aneka barang bisa dibuat. Dari pelatihan ini juga, masyarakat punya harapan untuk bisa membuat beragam variasi barang serta meningkatkan volume produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar.  “Dengan pelatihan ini, dan kreatifitas yang diberikan kami harap dapat bersaing di pasar,” kata Tiur Siagian, salah seorang warga yang ikut pelatihan. *** (Sumber: Tribun Medan)