Kelapa Sawit Industri yang Zero Waste

INDUSTRI sawit nasional terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan tidak hanya dari sektor hulu, tetapi juga di sisi hilir.  Bahkan, kini tengah dikembangkan produk hilir dari limbah kelapa sawit. Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Dono Boestami mengungkapkan, industri sawit boleh dikatakan zero waste (tanpa limbah) karena limbah yang dihasilkan bisa diolah untuk berbagai produk.

Kelapa Sawit Industri yang Zero Waste

INDUSTRI sawit nasional terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan tidak hanya dari sektor hulu, tetapi juga di sisi hilir.  Bahkan, kini tengah dikembangkan produk hilir dari limbah kelapa sawit.

Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Dono Boestami mengungkapkan, industri sawit boleh dikatakan zero waste (tanpa limbah) karena limbah yang dihasilkan bisa diolah untuk berbagai produk. Antara lain dari cangkang sawit atau sering juga disebut tempurung sawit (palm kernel shell) dan batang sawit.

“Ada potensi besar dari limbah sawit, tak hanya bisa diolah untuk biomassa, tetapi juga untuk produk hilir lainnya. Batang sawit misalnya, bisa diolah menjadi bahan baku gitar dan lantai kayu,” ujar Dono saat berbicara dalam acara Economic Challenges yang ditayangkan Metro TV, (13/3/2018).

Dono juga mengungkapkan, saat ini penelitian dan pengembangan untuk mengolah limbah sawit sudah dilakukan, namun belum masuk ke proses produk komersial. “Ini mungkin peran kami untuk mendukung dari sisi pendanaan agar limbah itu bisa diolah hingga ke tingkat produk komersial. Jadi kita tak hanya bisa mengolah sawit untuk menghasilkan minyak saja,” tegas Dono.

Saat ini, cangkang sawit sudah diminati negara asing, seperti Jepang dan Korea Selatan, yang sudah mengimpor secara besar-besaran. Negara tersebut memanfaatkan cangkang sawit sebagai bahan bakar boiler pengganti batu bara.  Nilai ekspor biomassa sawit ke Jepang dan Korea Selatan kini sudah mencapi nilai lebih dari Rp1 triliun dengan harga per ton free on board (FOB) mencapai US$80-US$85.

Kebutuhan Jepang akan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) terus meningkat dan saat ini sudah mencapai 14,6% dari total kebutuhan energi mix. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2% di antaranya dipenuhi oleh bionergi yang berasal dari cangkang sawit. Jepang menargetkan EBT menjadi 25% pada 2030, termasuk bioenergi menjadi 4%.  ****