Tepis Persepsi Keliru Tentang Kelapa Sawit, Insan Pendidikan Yogyakarta Dorong Generasi Muda Kaji Aspek Ilmiah Kelapa Sawit

Tepis Persepsi Keliru Tentang Kelapa Sawit, Insan Pendidikan Yogyakarta Dorong Generasi Muda Kaji Aspek Ilmiah Kelapa Sawit
Foto: Siswa dan Siswi SMA Yogyakarta Peserta Palm Oil Edu Talk DIY Mengamati Buah Sawit dan Biodiesel Sawit (Dok. Sukri/BPDPKS)

Yogyakarta - “Mungkin selama ini yang menarik mitosnya, tetapi fakta tentang kelapa sawit itu yang perlu diketahui bersama,” kata Ketua PGRI DI. Yogyakarta Kadarmanta Baskara Aji saat menyampaiikan sambutan secara virtual pada kegiatan Palm Oil Edutalk dengan tema Kupas Tuntas Mitos dan Fakta Kelapa Sawit pada Sabtu, (18/9) di Yogyakarta.

Kegiatan ini diselenggarakan atas kerja sama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi DI. Yogyakarta untuk promosi positif kelapa sawit kepada insan Pendidikan.

Baskara menyampaikan agar para Guru dan Siswa dapat memanfaatkan momentum ini untuk mengetahui secara mendalam tentang fakta objektif kelapa sawit.

 “Selama ini sangat banyak informasi yang didapat para Siswa dan Guru tentang kelapa sawit yang itu kemungkinan besar ada informasi yang salah. PGRI DIY sangat mendorong diselenggarakannya acara ini agar tidak ada salah persepsi terhadap perkebunan dan pemanfaatan kelapa sawit,” kata Baskara.

Baskara mengimbau siswa/i yang berperan dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dapat dikenalkan dengan perkebunan dan industri kelapa sawit agar bisa menyosialisasikan informasi positif kelapa sawit di lingkungan sekolah sehingga semua peserta didik memiliki persepsi yang benar tentang kelapa sawit.

Wakil Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga D.I Yogyakarta, Suhirman mengaku senang dan mengapresiasi penuh atas berlangsungnya kegiatan ini.

“Diharapkan melalui kegiatan ini, para siswa sebagai generasi muda bisa mendapatkan informasi yang detil dan ilmiah tentang kelapa sawit sehingga dapat tumbuh kembang pemikiran-pemikiran baru pengelolaan potensi kekayaan alam Indonesia,“ ujar Suhirman dalam sambutannya.

Suhirman menyampaikan pula bahwa Bapak/Ibu guru dapat berperan menjadi motivator dan PGRI sebagai fasilitator, sementara siswa dapat menerima dengan baik informasi tentang sawit yang objektif. Sehingga menjadi satu sinergi yang sangat baik sekali.

Senada dengan hal ini, Wakil Ketua PGRI D.I Yogyakarta, Sudarto, mendukung apabila nantinya informasi tentang kelapa sawit dapat menjadi bagian dari kurikulum pembelajaran di instansi Pendidikan. “Seandainya tidak memungkinkan dalam artian khusus kelapa sawit, materi tersebut nantinya bisa menjadi suplemen dalam mata pelajaran tertentu. Kita sesuaikan dengan ciri khas mata pelajaran masing-masing di tingkat sekolah,” kata Sudarto.

Selain itu, Sudarto juga mengungkapkan, informasi tentang sawit dalam bentuk infografis sederhana maupun banner juga dapat dipasang di lingkungan sekolah sebagai bentuk dukungan kampanye positif kelapa sawit.

Meskipun berkontribusi besar terhadap kehidupan masyarakat dunia dan perekonomian nasional, kelapa sawit masih saja menghadapi banyak tantangan. Selain persaingan ekonomi global, maraknya isu-isu negatif dan belum dipahaminya manfaat kelapa sawit secara menyeluruh menjadi tantangan yang harus segera diselesaikan di dalam negeri. Tidak hanya berdampak pada munculnya persepsi negatif di masyarakat awam, stigma negatif sawit ini secara terstruktur juga menyasar generasi muda dan peserta didik di sekolah.

Dalam kegiatan ini, sebagai upaya menyampaikan fakta objektif tentang kelapa sawit, BPDPKS menghadirkan narasumber dari praktisi kelapa sawit yaitu Plt. Direktur Kemitraan BPDPKS Edi Wibowo, Bidang Sustainability Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Bandung Sahari, Bidang SDM dan Internasional DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Djono Albar Burhan, CSR Officer PT Sinarmas Agribusiness and Food Donni Indra, serta Ketua Bidang Pemasaran Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) Irma Rachmania. *** (Anwar/BPDPKS)