PPKS Uji Coba B50, Tempuh Medan-Jakarta

Uji coba terhadap penggunaan bahan bakar biodiesel 50% (B50) pada kendaraan tengah dilakukan oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS). Uji coba (road test) yang dilakukan pada 25 hingga 31 Januari 2019 itu diterapkan pada kendaraan yang menempuh perjalanan dari Medan ke Jakarta dan rute sebaliknya dari Jakarta ke Medan.

PPKS Uji Coba B50, Tempuh Medan-Jakarta

JAKARTA--Uji coba terhadap penggunaan bahan bakar biodiesel 50% (B50) pada kendaraan tengah dilakukan oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS). Uji coba (road test) yang dilakukan pada 25 hingga 31 Januari 2019 itu diterapkan pada kendaraan yang menempuh perjalanan dari Medan ke Jakarta dan rute sebaliknya dari Jakarta ke Medan.

Dalam keterangan tertulisnya, PPKS menyebutkan uji coba itu dilakukan untuk meningkatkan penggunaan biodiesel dan juga melengkapi data penelitian serta sosialisasi mengenai produk kelapa sawit. B50 merupakan bahan bakar hasil pencampuran 50% solar dengan 50% biofuel berbahan dasar sawit.

Road test biodiesel B50 ini didukung oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian, dan Holding PT Perkebunan Nusantara (Holding PTPN) yang saat ini berusaha untuk meningkatan nilai tambah dan penggunaan CPO untuk dalam dan luar negeri.

Sejak awal abad 20, PPKS telah menghasilkan berbagai teknologi hulu dan hilir di bidang perkelapasawitan nasional, salah satunya adalah penghasil klon-klon unggul dan bahan tanaman yang secara luas saat ini dinikmati oleh pengguna.

Dalam rangka memacu industri kelapa sawit nasional, PPKS secara khusus sejak tahun 1992 mengembangkan biodiesel minyak sawit yang di uji coba sejak tahun 2001 untuk mesin-mesin pertanian dan angkutan barang bersamaan dengan diadakannya Seminar Internasional Biodiesel di Medan.

Pada akhir tahun 2004 telah dilakukan road test (uji jalan) Medan-Jakarta dengan menggunakan biodiesel B10 (kandungan biodiesel 10% dan 90% adalah solar) pada kendaraan truk dan penumpang dengan hasil yang menggembirakan. Pada 2007 dilakukan juga road test biodiesel B10 dengan kendaraan penumpang yang memiliki teknologi mesin yang lebih modern, dengan hasil yang cukup memuaskan juga.

Penggunaan biodiesel dipandang menjanjikan, walaupun dari segi harga saat ini masih di atas harga solar. Namun, dengan produk samping bernilai ekonomi tinggi (gliserol) dan skenario pemberian subsidi, pemanfaatan biodiesel didalam negeri memberikan manfaat ekonomi yang cukup nyata karena berkurangnya devisa untuk impor solar selama ini.

Berdasarkan potensi produksi biodiesel dalam negeri dan keragaan teknisnya; serta sejalan dengan program pemerintah dalam mendiversifikasi sumber energi dengan energi yang terbarukan, maka penggunaan biodiesel perlu ditingkatkan walau saat ini sudah mencapai 20% (B20).

Tahun 2019, target pemerintah terhadap penggunaan biodiesel sebesar 30%, dan seterusnya hingga tahun 2025 adalah 50%. Namun bila memungkinkan dan dilengkapi dengan data hasil penelitian yang baik sangat memungkinkan penggunaan B50 bisa dilaksanakan lebih awal.

Peningkatan penggunaan biodiesel berguna untuk meningkatkan penyerapan produk CPO khususnya didalam negeri yang akhir-akhir ini banyak mendapat hambatan dan tantangan dari luar negeri terkait dengan aspek lingkungan dan perdagangan global. ***[:]