Menyehatkan Kehidupan Manusia Melalui Konsumsi Minyak Sawit Bergizi

Minyak sawit merupakan salah satu bahan pangan sumber energi dan lemak yang telah dikonsumsi sepanjang peradaban manusia.

Menyehatkan Kehidupan Manusia Melalui Konsumsi Minyak Sawit Bergizi
Seorang pekerja sedang mengangkat butiran buah kelapa sawit. Minyak sawit dikonsumsi pada hampir semua negara dunia baik sebagai bahan pangan maupun untuk industri.

Tanaman kelapa sawit mendapatkan predikat sebagai tanaman ajaib. Sebagai anugrah Tuhan yang Maha Esa untuk masyarakat dunia, perkebunan sawit atau industri minyak sawit secara keseluruhan memiliki banyak keunggulan yang memberikan manfaat luas bagi masyarakat dunia.

Kelapa sawit merupakan salah satu dari 17 jenis tanaman minyak nabati penghasil sumber lemak/minyak nabati di dunia. Dengan total luas lahan perkebunan tahun 2020 sekitar 24 juta hektare, perkebunan sawit dunia mampu memproduksi minyak sawit (CPO) sebesar 74 juta ton (Oil World, 2020). Dua negara produsen minyak sawit utama di dunia adalah Indonesia dan Malaysia dengan pangsa produksi kedua negara tersebut mencapai 80 persen produksi minyak sawit dunia.

Perkembangan perkebunan kelapa sawit dunia memang terbatas hanya di beberapa negara tropis seperti Indonesia dan Malaysia. Namun, produk dari industri minyak sawit memiliki aplikasi yang luas bagi kehidupan dalam bentuk 6-F (food, feed, phytonutrient, fine chemical, fiber, fuel) sehingga memberi manfaat ganda dan luas bagi kehidupan manusia di planet bumi. Melalui hilirisasi dan perdagangan, multimanfaat produk sawit tersebut juga dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat dunia (PASPI, 2021 dalam jurnal berjudul Industri Sawit Menyehatkan Kehidupan Ekosistem Planet Bumi).

PASPI (2021) mengungkapkan, minyak sawit merupakan salah satu bahan pangan sumber energi dan lemak yang telah dikonsumsi sepanjang peradaban manusia. Peran sebagai penyedia bahan pangan oleofood merupakan peran utama dan tertua dari industri minyak sawit.

Minyak sawit dikonsumsi pada hampir semua negara dunia baik sebagai bahan pangan (food use) maupun untuk industri (industrial use).

Berdasarkan data USDA (2020) yang diolah oleh PASPI diketahui bahwa konsumsi minyak sawit per kapita sebagai food use mengalami pertumbuhan setiap tahun dari sekitar 2,2 kg/kapita pada periode tahun 1991-2000 menjadi 2,8 kg/kapita pada periode 2001-2011 (Kojima et.al., 2016). Konsumsi minyak nabati (food use) dunia (FAO-OECD, 2020) pada tahun 2019 mencapai 18 kg/kapita dan sekitar 30 persen minyak nabati yang dikonsumsi adalah minyak sawit.

Peran minyak sawit dalam feeding the world memang berbeda-beda di setiap kawasan, yang dipengaruhi oleh budaya (diet habits) dan ketersediaan minyak sawit di kawasan yang bersangkutan. Pada negara-negara produsen minyak sawit dunia seperti Indonesia dan Malaysia, minyak sawit merupakan minyak nabati utama yang digunakan sebagai bahan pangan. Demikian juga di kawasan India, Pakistan, dan Bangladesh, di mana konsumsi minyak sawit masih mendominasi untuk penggunaan pangan (Mehta, 2020; Janmohammed, 2020).

Sementara itu, minyak sawit memang bukan menjadi minyak nabati utama di China dan Amerika Serikat, namun tren saat ini menunjukkan bahwa minyak sawit semakin banyak digunakan pada industri catering dan industri makanan lainnya di negara-negara tersebut (Morgan, 1993; Santeramo, 2017; Derong, 2020).

PASPI (2021) dalam jurnal yang sama memaparkan, minyak sawit sebagai bahan pangan dengan kandungan energi tinggi dan memperbaiki platabilitas makanan berkontribusi pada penyehatan manusia. Selain sumber energi, minyak sawit kaya senyawa phytonutrient/nutraceutical yang sangat penting bagi kesehatan dan kebugaran manusia.

Senyawa nutraceutical yang dimaksud adalah ß-carotene, Cholesterol, Stigmasterol, ßSitosterol, Stigmastanol, Σphytosterol, α-Tocopherol, α-Tocotrienol, ß+γ-Tocopherols, ß+γTocotrienols, δTocotrienols, ΣTocopherol, ΣTocotrienols, Tocols, Squalen, Phospholipids, Coenzyme Q10, Hydroxybenzoic acid, Vanillic acid, Syringic acid, p-Coumaric acid, Ferulic acid, dan ΣPhenolic (Kumar and Khrisna, 2014).

Peran penting senyawa phytonutrients/nutraceutical bagi kesehatan manusia tersebut memang sangat luas (Nangendran et.al., 2000; Schrimshow, 2000; Sen, et.al., 2010; Haryadi, 2010; Dauqan et.al., 2011; Andarwulan, 2020,) antara lain: (1) kaya antioksidan yang menyehatkan kulit; (2) antiaterogenik yang mampu menurunkan tekanan darah; (3) antihiperkolesterolemik yang mampu memperbaiki profil lipid darah; (4) antikanker, antidiabetik, dan antiinflamasi; (5) mempunyai aktivitas untuk melindungi sistem syaraf; (6) meningkatkan fungsi indra penglihatan; dan (7) berpotensi untuk meningkatkan sistem kekebalan/imun.

Dengan demikian, industri sawit melalui penyediaan bahan pangan minyak memiliki peran untuk menyehatkan tubuh manusia. Mengkonsumsi minyak sawit sebagai oleofood juga berarti mengonsumsi energi, lemak, dan nutraceutical yang larut di dalamnya yang berkontribusi pada kesehatan dan kebugaran manusia.