INOVASI PRODUK DARI BATANG SAWIT HASIL PEREMAJAAN

Selain menghasilkan minyak sawit berupa minyak sawit mentah (CPO) dan minyak inti sawit (PKO), industri sawit juga menghasilkan limbah dalam bentuk biomassa dengan jumlah yang sangat melimpah dan beragam baik dari kebun maupun pabrik. Biomassa yang berasal dari kebun yaitu batang dan pelepah sawit,

INOVASI PRODUK DARI BATANG SAWIT HASIL PEREMAJAAN

Selain menghasilkan minyak sawit berupa minyak sawit mentah (CPO) dan minyak inti sawit (PKO), industri sawit juga menghasilkan limbah dalam bentuk biomassa dengan jumlah yang sangat melimpah dan beragam baik dari kebun maupun pabrik.

Biomassa yang berasal dari kebun yaitu batang dan pelepah sawit, sementara dari pabrik diperoleh tandan kosong sawit, cangkang, serat buah dan limbah cair. Batang sawit dihasilkan dari kegiatan peremajaan kebun setelah mencapai umur ekonomis (25-30 tahun), sedangkan pelepah diperoleh dari kegiatan pemangkasan pelepah saat pemanenan buah dan saat peremajaan.

Berbagai upaya pemanfaatan biomasa sawit telah banyak dilakukan khususnya untuk pemanfaatan biomasa yang berasal dari pabrik, namun untuk biomasa dari kebun masih relatif terbatas.

Batang dan pelepah hasil peremajaan sampai saat ini belum banyak dimanfaatkan, bila ada hanya untuk memperkaya nutrisi tanah pada proses pemangkasan pelepah di tanaman menghasilkan dan sebagai sumber bahan organik tanah pada areal-areal yang diremajakan.

Upaya pemanfaatan limbah atau biomassa batang kayu ini perlu dilakukan untuk menghindari efek negatif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar kebun melalui penerapan program produksi bersih melalui proses reduce, reuse, recycle and recover  untuk meningkatkan nilai ekonomi dari limbah industri sawit.

Dalam rangka pemanfaatan batang sawit hasil peremajaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) melalui Program Penelitian dan Pengembangan telah mendanai beberapa penelitian yang potensial, diantaranya adalah pengolahan batang sawit menjadi papan laminasi, kayu lapis, bahan bermanfaat dan energi (glukosa, pati dan asam laktat) dan gula merah. 

Beberapa inovasi pengembangan batang kayu hasil replanting yang telah dilakukan sebagai berikut:

  • Papan laminasi atau Sandwich Laminated Lumber (SLL) yang dapat dimanfaatkan untuk panel lantai, dinding, komponen furniture, pengemas dan lain-lain. Teknologi ini dikembangkan secara dengan sistem mobile plant yang dapat berpindah-pindah ke lokasi peremajaan dilaksanakan.
  • Produksi pati-gula dari batang pohon sawit menjadi berbagai bahan bermanfaat yang potensial (asam laktat, asam glutamat dan bioetanol). Sisa biomassa yang sebagian besar ligno-selulosa dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik (biopower = listrik biomassa). Penelitian ini juga akan menghasilkan Desain Basis Kerekayasaan (Basic Engineering Design: BED) pabrik Pengolahan Batang Pohon Kelapa Sawit Usia Tebang berkapasitas 2 x 100 batang per hari, yang dapat digunakan sebagai referensi bagi investor dan pelaku industri dalam merencanakan dan merealisasikan pembangunan pabrik tersebut.
  • Kayu lapis dan fancy flooring yang akan diimplementasikan dalam bentuk Proyek Pilot (Pilot Project) pada beberapa industri kayu lapis di Jawa, Sumatera dan Kalimantan, dalam rangka memenuhi permintaan terhadap bahan baku industri perkayuan.
  • Teknologi produksi gula merah yang dapat diterapkan dalam skala kecil, sehingga dapat dijadikan sebagai skema pembiayaan dalam program peremajaan sawit rakyat. Investasi dibutuhkan untuk memproduksi gula merah dari nira skala 1 ha sekitar Rp 25 juta. Kegiatan produksi ini dapat menghasilkan keuntungan mencapai Rp 18 -25juta/2 bulan

Pemanfaatan batang sawit yang diterapkan melalui penelitian ini juga harus memperhatikan aspek lingkungan, dimana tidak seluruh batang sawit yang digunakan dari total biomassa tanaman sawit untuk setiap hektarnya. Pemanfaatan batang sawit sebagai laminasi menyisakan sekitar 47,5% di areal perkebunan yang difungsikan sebagai sumber bahan organik tanah untuk menjaga kesuburan lahan.   (by Arfie Thahar)