Indonesia Ajak Ghana Lawan Kampanye Hitam Sawit

KAMPANYE hitam terhadap perkebunan dan produk kelapa sawit yang dilakukan oleh sejumlah lembaga di Eropa terus disikapi secara serius oleh Pemerintah Republik Indonesia.

Indonesia Ajak Ghana Lawan Kampanye Hitam Sawit

Lewat sejumlah lobi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berusaha untuk menggalang dukungan melawan kampanye tersebut. Salah satunya di Forum Indonesia-Afrika (Indonesia-Africa Forum/IAF) yang digelar Selasa (10/4/2018), di Nusa Dua Convention Center, Bali.

Dalam forum tersebut pemerintah Indonesia dan Ghana telah sepakat untuk bekerja sama melawan kampanye negatif terhadap produk kelapa sawit oleh Uni Eropa. "Saya bertemu dengan Wakil Menteri Pertanian dan Pangan Ghana. Kami sampaikan bahwa kelapa sawit saat ini sedang menghadapi banyak kampanye negatif, dan tidak ada cara lain bagi negara-negara produsen kelapa sawit selain untuk bersatu menghadapi kampanye negatif tersebut," kata Retno seperti oleh dikutip Antara.

Retno menjelaskan, Indonesia dan Ghana merupakan negara-negara produsen kelapa sawit. Indonesia saat ini tercatat 38.500 MT (metric ton). Sementara Ghana memproduksi sekitar 520 MT, seperti dilansir oleh indexmundi.com.

Kelapa sawit juga menjadi salah satu produk ekspor unggulan Ghana. Pemerintah Ghana menyatakan kesediaan untuk bersama-sama menghadapi tantangan kampanye negatif terhadap produk sawit. "Ghana menyampaikan siap untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam rangka menangani kampanye-kampanye negatif terhadap kelapa sawit," ucap Retno.

Dalam kesempatan tersebut pemerintah Indonesia juga mengajak Ghana untuk bergabung dalam Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), yakni asosiasi negara-negara produsen minyak kelapa sawit yang dibentuk atas prakarsa Indonesia. Hal itu mendapat sambutan positif dari Ghana.

"Pemerintah Ghana akan mempertimbangkan secara positif mengenai partisipasinya di CPOPC. Sejauh ini sudah ada beberapa perusahaan kelapa sawit Indonesia di Ghana, dan Ghana meminta agar Indonesia membantu pengembangan industri kelapa sawitnya," tambah Retno.

Selain mengajak negara pengekspor kelapa sawit, upaya lain juga giat dilakukan pemerintah Indonesia. Antara lain dengan lobi yang dilakukan dengan Negara anggota Uni Eropa seperti Polandia.

Langkah ini sudah ditempuh oleh Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Polandia, Peter Frans Gontha yang menyatakan keinginan Pemerintah Indonesia dalam peningkatan kerja sama dengan Polandia. Terutama dalam mendukung produk kelapa sawit Indonesia agar dapat tetap diterima masuk Eropa.

Keinginan tersebut juga disampaikan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan saat menerima kedatangan beberapa perwakilan dari Polandia di Kantornya. "Jadi Polandia diminta untuk mendukung kelapa sawit di Eropa dan di Polandia. Tentu sekarang presiden Uni Eropa (Donald Tusk) orang Polandia. Iya diharapkan Polandia membantu Indonesia dengan memperjuangkan kelapa sawit," kata Luhut di Jakarta, Rabu (11/4/2018).

Kampanye hitam pihak Uni Eropa dirasakan semakin kencang setelah beberapa pusat belanja atau supermarket di Eropa mulai melarang produk-produk dari kelapa sawit. Mereka mengajukan alasan sepihak yang belum tentu bisa diterima kebenarannya. ***