Sawit Menghidupi 20 Persen Penduduk Indonesia
DIREKTUR Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Dono Boestami menegaskan kepada kalangan internasional bahwa industri kelapa sawit merupakan faktor penting bagi perekonomian karena menghidupi 20 persen dari total penduduk Indonesia. Menurutnya, sedikitnya terdapat 20 juta orang bekerja di sektor kelapa sawit di Indonesia. “Jika setiap pekerja menanggung dua hingga tiga orang maka setidaknya industri sawit menghidupi 20 persen dari total populasi Indonesia,` jelas Dono di Kementerian Luar Negeri, Senin (19/11/2018). Hal itu disampaikan Dono di hadapan peserta Regular Oil Palm Course 2018 yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri bekerjasama dengan BPDPKS, Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Jambi.
DIREKTUR Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Dono Boestami menegaskan kepada kalangan internasional bahwa industri kelapa sawit merupakan faktor penting bagi perekonomian karena menghidupi 20 persen dari total penduduk Indonesia.
Menurutnya, sedikitnya terdapat 20 juta orang bekerja di sektor kelapa sawit di Indonesia. “Jika setiap pekerja menanggung dua hingga tiga orang maka setidaknya industri sawit menghidupi 20 persen dari total populasi Indonesia,` jelas Dono di Kementerian Luar Negeri, Senin (19/11/2018).
Hal itu disampaikan Dono di hadapan peserta Regular Oil Palm Course 2018 yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri bekerjasama dengan BPDPKS, Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Jambi. Para peserta yang terdiri dari aktivis lingkungan, akademisi, konsultan, peneliti, dan profesi lainnya berasal dari 11 negara, yakni Australia, Belanda, Republik Ceko, Hongaria, Inggris, Italia, Perancis, Polandia, Rusia, Slovakia, dan Spanyol.
Dono menyebutkan industri minyak sawit berkontribusi besar terhadap pengentasan kemiskinan di Indonesia. Kontribusi ekspor sawit bagi ekonomi RI tahun lalu mencapai Rp 243 triliun, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan minyak dan gas serta pariwisata.
`Sejak tahun 2000, industri sawit mendorong setidaknya 10 juta orang keluar dari garis kemiskinan, 1,3 juta di antaranya hidup di pedesaan.`
Pada kesempatan tersebut Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman M. Fachir juga menyampaikan bahwa industri kelapa sawit Indonesia telah menerapkan prinsip berkelanjutan (sustainable). Karena itu, Indonesia merasa perlu untuk membagikan pengalaman dan pengetahuan mengenai sawit kepada berbagai kalangan di luar negeri.
Melalui Regular Oil Palm Course 2018 ini, kalangan dunia internasional diharapkan mengetahui hal tersebut. Selain mendapat paparan mengenai industri sawit, para peserta juga mendapat kesempatan untuk melihat langsung perkebunan sawit di Jambi.
`Kita ingin menyampaikan bahwa sudah kita lakukan komitmen kita bahwa industri sawit itu berkesinambungan dan kita mencoba mengkombinasikannya dengan tujuan-tujuan dari SDGs (Sustainable Development Goals),` ujar Fachir. ***