Indonesia-India Gelar Forum Bisnis Kelapa Sawit di New Delhi
PEMERINTAH menggelar pertemuan pengusaha Indonesia-India untuk membahas kerjasama perdagangan, khususnya di sektor kelapa sawit. Acara yang dikemas dalam Indonesia-India Business Forum dengan tema “Indonesia Sustainable Palm Oil” ini digelar sebagai ajang promosi, sekaligus untuk memperkuat kerjasama ekonomi antar kedua negara. Forum yang digelar atas kerjasama Kementerian Perdagangan, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Kementerian Luar Negeri serta Kamar Dagang dan Industri India (FICCI) itu berlangsung di Mumtaz Hall, Taj Palace Hotel, New Delhi, India, Kamis (21/2/2019). Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita hadir memberikan keynote speech, sementara sambutan dari pihak India disampaikan oleh OP Lohia, Ketua Mekong Gangga Cooperation pada FICCI yang juga merupakan Direktur Pelaksana Indo Rama Synthetics Ltd.
PEMERINTAH menggelar pertemuan pengusaha Indonesia-India untuk membahas kerjasama perdagangan, khususnya di sektor kelapa sawit. Acara yang dikemas dalam Indonesia-India Business Forum dengan tema “Indonesia Sustainable Palm Oil” ini digelar sebagai ajang promosi, sekaligus untuk memperkuat kerjasama ekonomi antar kedua negara.
Forum yang digelar atas kerjasama Kementerian Perdagangan, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Kementerian Luar Negeri serta Kamar Dagang dan Industri India (FICCI) itu berlangsung di Mumtaz Hall, Taj Palace Hotel, New Delhi, India, Kamis (21/2/2019).
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita hadir memberikan keynote speech, sementara sambutan dari pihak India disampaikan oleh OP Lohia, Ketua Mekong Gangga Cooperation pada FICCI yang juga merupakan Direktur Pelaksana Indo Rama Synthetics Ltd. Menteri Pertanian India Radha Mohan Singh juga hadir dalam pertemuan ini.
Dalam sambutannya, Enggartiasto menekankan pentingnya perdagangan dengan mengutamakan prinsip kemitraan dan kolaborasi. “India merupakan mitra dagang Indonesia terbesar ke-4. Namun, perdagangan bukan mengenai peringkat, dan tidak hanya mengenai surplus atau defisit. Perdagangan adalah mengenai kemitraan, bagaimana kita dapat menyediakan kebutuhan negara mitra dan bagaimana perdagangan dapat berkontribusi untuk perkembangan nasional dan negara lain,” ujar Mendag.
Selain dihadiri kalangan pengusaha, hadir pula Duta Besar RI untuk India Sidharto Reza Suryodipuro, Ketua Dewan Pengawas BPDPKS Rusman Heriawan, dan sejumlah kalangan dari stakeholder kelapa sawit.
Dalam forum ini digelar pula diskusi panel yang dipandu oleh Rusman Heriawan dengan menghadirkan Swati Maheswari yang mamaparkan mengenai “Aspek Kesehatan Minyak Kelapa Sawit”. Sementara itu, pemaparan mengenai Industri kelapa sawit Indonesia disampaikan oleh Sekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kanya Lakshmi Sidarta. Sedangkan paparan mengenai kelapa sawit dalam kaitannya dengan energi ramah lingkungan disampaikan oleh Sekjen Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Harry Hanawi.
Forum Bisnis Indonesia-India dilanjutkan dengan pertemuan antardelegasi bisnis yang juga melibatkan Kadin dari kedua belah pihak.
India, yang merupakan pasar kelapa sawit terbesar bagi Indonesia, sejak Maret 2018 menaikkan bea masuk impor CPO sebesar 44% dan refined products sebesar 54%. Bea masuk yang tinggi ini menyebabkan penurunan ekspor CPO Indonesia ke India. Gapki mencatat, pada 2018 ekspor CPO Indonesia ke India menurun 12% menjadi 6,71 juta ton dibandingkan 2017 yang mencapai 7,63 juta ton. ***