Ekspor Produk Sawit ke 5 Negara Meningkat
EKSPOR produk kelapa sawit Indonesia ke China, Amerika Serikat, Bangladesh, Pakistan dan wilayah Timur Tengah mengalami peningkatan. Data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menunjukkan, secara keseluruhan, ekspor minyak sawit Indonesia termasuk biodiesel dan oleochemical pada semester I (Januari-Juni) 2018 ini turun sekitar 2%. Jika dihitung tanpa oleochemical dan biodiesel, angka ekspor turun 6% menjadi 14,16 juta dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar 15,04 juta ton. Namun demikian, ekspor ke China, AS, Bangladesh, Pakistan, dan kawasan Timur Tengah justru naik antara 7% hingga 31%.
EKSPOR produk kelapa sawit Indonesia ke China, Amerika Serikat, Bangladesh, Pakistan dan wilayah Timur Tengah mengalami peningkatan.
Data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menunjukkan, secara keseluruhan, ekspor minyak sawit Indonesia termasuk biodiesel dan oleochemical pada semester I (Januari-Juni) 2018 ini turun sekitar 2%. Jika dihitung tanpa oleochemical dan biodiesel, angka ekspor turun 6% menjadi 14,16 juta dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar 15,04 juta ton.
Namun demikian, ekspor ke China, AS, Bangladesh, Pakistan, dan kawasan Timur Tengah justru naik antara 7% hingga 31%. Angka ekspor ke China naik 23%, dari 1,82 juta ton periode yang sama tahun lalu menjadi 1,48 juta ton. “Peningkatan permintaan itu tidak terlepas dari diberlakukannya kebijakan penurunan pajak pertambahan nilai (PPN) untuk minyak nabati dari 11% menjadi 10% yang efektif sejak 1 Mei 2018,” kata Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono dalam keterangan tertulis, (27/7/2018).
Selain itu, perang dagang antara AS dan China juga memberi berkah bagi industri kelapa sawit Indonesia. Untuk pertama kalinya, pada Juni 2018 China mengimpor biodiesel dari Indonesia sebanyak 185.860 ton.
Ekspor CPO ke AS pada semester I 2018 ini juga naik 13%, yakni jadi 611,08 ribu ton dari 542,70 ribu ton. Namun Gapki mengkhawatirkan tren ekspor ke AS akan turun, karena meningkatnya stok kedelai akibat perang dagang. Akibatnya impor minyak nabati jenis lain akan turun.
Angka kenaikan ekspor terbesar CPO Indonesia, disumbang oleh Bangladesh yakni sebesar 31%. Sedangkan Pakistan dan Timur Tengah, mencatatkan kenaikan ekspor masing-masing 7% dan 4%. ***