Minyak Sawit, Minyak Makan Anti-Kanker
Karoten dan vitamin E yang banyak terkandung dalam minyak sawit ternyata mampu untuk memusnahkan radikal bebas serta menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker.

Pernyataan otoritas keamanan makanan Eropa (EFSA) pada bulan Mei 2016 lalu yang menyebut minyak sawit berpotensi memicu kanker, bukanlah hal baru yang digulirkan Eropa untuk menghambat laju minyak sawit ke pasar Eropa. Bentuk-bentuk kampanye hitam yang demikian sudah dilakukan negara barat sejak lama.
Negara-negara barat yang selama ini dikenal sebagai promotor perdagangan bebas dan adil (fairness trade), dalam praktiknya sering melakukan cara-cara yang tidak adil (unfairness trade) hanya untuk melindungi produk mereka yang kalah bersaing (PASPI, 2017).
Lebih lanjut, PASPI (2017) dalam studi literatur berjudul Keunggulan Gizi Minyak Sawit dan Tuduhan Pemicu Kanker? menjelaskan, pada awal tahun 1980-an, negara-negara barat (khususnya Amerika Serikat) pernah menuduh minyak sawit sebagai minyak yang mengandung kolesterol karena minyak kedelai hasil produksinya kalah bersaing dengan minyak sawit.
Setelah tidak terbukti secara empiris oleh ahli-ahli gizi dan kesehatan, negara barat beralih dengan mengusung isu lain seperti isu asam lemak trans (trans fatty acid) hasil proses hidrogenisasi dalam minyak sawit yang ditengarai memicu berbagai penyakit pembuluh darah.
Padahal, pengolahan minyak goreng sawit tidak melalui proses hidrogenisasi seperti dalam proses pembuatan minyak goreng kedelai, bunga matahari, zaitun, kanola, dan lain-lain. Merasa gagal dengan isu asam lemak trans tersebut, negara barat mengusung lagi isu logam berat, isu peroksida, dan terakhir dengan isu pemicu kanker.
Dalam beberapa tahun terakhir, kanker memang termasuk salah satu penyakit yang paling ditakuti karena mampu menghilangkan nyawa manusia setiap tahunnya. Kanker merupakan penyakit yang muncul akibat pertumbuhan sel tertentu yang liar/ganas, berubah fungsi (mutasi), dan menyerang sel-sel normal dalam tubuh. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Penyebabnya bermacam-macam seperti radiasi, virus, bahan kimia, dan lain-lain. Teori paling mutakhir penyebab mutasi sel adalah adanya radikal bebas (PASPI, 2017). Lebih lanjut, dijelaskan PASPI dalam studi literaturnya, untuk mengatasi dan menghambat sel kanker maka radikal bebas harus dimusnahkan.
Karoten dan vitamin E yang banyak terkandung dalam minyak sawit ternyata mampu untuk memusnahkan radikal bebas serta menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker tersebut.
Berbagai hasil penelitian di dalam maupun di luar negeri telah membuktikan bahwa minyak sawit bermanfaat dalam menekan perkembangan sel kanker. Chong YH (1987) dalam studi berjudul Facts about Palm Oil menemukan bahwa penggunaan minyak sawit dapat menghambat pertumbuhan tumor dan bahkan lebih baik dibandingkan minyak kedelai.
Demikian juga hasil penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, Departemen Kesehatan RI dan Bagian Patologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (Muhilal dkk, 1991) membuktikan bahwa pemberian minyak sawit dapat mengendalikan dan menghambat perkembangan (berat dan volume) tumor. Hal ini dikarenakan minyak sawit mengandung zat antioksidan seperti karoten (vitamin A), tokoferol, dan tokotrienol (vitamin E).
PASPI dalam jurnalnya tersebut di atas juga merangkum berbagai studi terkait keunggulan minyak sawit dalam menghambat sel kanker di antaranya, minyak sawit dapat memperkuat antitrombosit (Hornsta, G, 1988); mencegah breast cancer (Sylvester et.al, 1986; Sundram et.al, 1989); dan mencegah pertumbuhan sel kanker baik secara in vivo (Komiyama et.al,1989; Goh et.al, 1994), maupun secara in vitro (Gutrie et.al 1993; Gutrie et.al, 1994).
Berdasarkan hasil-hasil riset gizi dan kesehatan tersebut, PASPI (2017) menyimpulkan, minyak sawit bukanlah berpotensi pemicu kanker (karsinogenesis) sebagaimana dituduhkan Eropa tersebut.
Bukti-bukti empiris justru menunjukkan sebaliknya bahwa minyak sawit justru terbukti mencegah bahkan menghambat pertumbuhan sel kanker. Kandungan antioksidan khususnya vitamin E dan vitamin A serta kandungan senyawa aktif lainnya yang terkandung dalam minyak sawit menjadikan minyak sawit sebagai minyak makan kaya vitamin dan anti-kanker.