Insan Pendidikan Provinsi Banten Mendukung Diseminasi Fakta Objektif Sawit dalam Dunia Pendidikan
Penyebaran informasi negatif kelapa sawit di Indonesia dinilai telah melewati batas. Tidak hanya merusak citra positif kelapa sawit di mata masyarakat Indonesia, tetapi secara terstruktur juga telah menyasar ke arah yang lebih spesifik termasuk ke generasi usia sekolah. Menyikapi hal ini, kegiatan promosi dan penyebaran informasi positif kelapa sawit melalui program kerja Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) terus dilakukan secara masif dengan melibatkan organisasi, lembaga, hingga instansi pemerintah, termasuk Instansi Pendidikan.
Kepala Bidang SMA, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, Lukman, secara penuh mendukung dan mengapresiasi upaya penyebaran informasi kelapa sawit di dunia Pendidikan. “Selama ini, Banten sudah 20 tahun tidak ada berbicara tentang kelapa sawit di dunia pendidikan. Padahal, Banten itu ada sekitar 20.000 hektar kebun sawit yang tersebar di Kabupaten Lebak dan Pandeglang. Mengapa potensi ini tidak kita coba,” ujar Lukman dalam webinar Palm Oil Edutalk PGRI Provinsi Banten yang diselenggarakan BPDPKS di Cilegon, Sabtu (10/4).
Lukman juga menegaskan, sektor kelapa sawit dari hulu ke hilir berpotensi membuka lapangan pekerjaan bagi peserta didik di tingkat SMA dan SMK di Provinsi Banten. “PGRI bersama-sama Dinas Pendidikan coba untuk memetakan terutama anak-anak lulusan SMK. Jangan hanya mengejar perusahaan dan industri-industri yang begitu wah, tapi coba kembali ke sini (bekerja di sektor kelapa sawit). Sehingga hasil ini dapat menutupi pengangguran yang dihasilkan dari dunia Pendidikan,” ujar Lukman.
Senada dengan hal ini, Ketua Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis (APKS) PGRI Provinsi Banten, Untung Supriyanto menyatakan dukungannya terhadap penyebaran informasi dan keilmuan terkait kelapa sawit. Hal ini dikarenakan, kelapa sawit berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia dan juga masyarakat di Provinsi Banten. “Kami akan selalu dukung diseminasi informasi sawit baik melalui musyawarah dengan guru, webinar, maupun diskusi di tingkat kabupaten/kota,” ujar Untung.
Plt. Direktur Kemitraan BPDPKS Edi Wibowo menyampaikan bahwa Kelapa Sawit merupakan komoditas strategis Indonesia yang menyumbangkan penerimaan negara dan menyerap tenaga kerja cukup besar. Terbukti dalam kondisi pandemi Covid-19 di tahun 2020, komoditas sawit mampu menyumbangkan devisa ekspor senilai US$22,97 miliar, nilai ekspor tersebut telah ikut menyumbang terhadap surplus neraca perdagangan yang tercatat sebesar US$21,27 miliar. Hal ini penting untuk diketahui oleh generasi usia sekolah. “Data penduduk Indonesia tahun 2020, dari jumlah penduduk yang mencapai 270, 2 juta jiwa, komposisi penduduk terbesar adalah Generasi Z (27,94%), yang berusia antara 8 s.d. 23 tahun. Hal ini menjadikan generasi usia sekolah merupakan faktor penting dalam menjaga keberlanjutan kelapa sawit di Indonesia saat ini dan di masa depan”, ujar Edi Wibowo dalam sambutannya.
Ketua Apkasindo Banten, Wawan mengatakan, dukungan dari asosiasi sawit terhadap peningkatan SDM dan diseminasi informasi positif sawit dalam dunia Pendidikan ditunjukkan melalui pendirian SMK Pertanian Kelapa Sawit di Provinsi Banten. Kurikulum Pendidikan dalam sekolah ini mengacu pada kurikulum Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi. Kegiatan pembelajaran direncanakan akan dilangsungkan pada tahun 2021 ini.
Kelapa sawit memiliki peran strategis bagi aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan, namun dalam perkembangannya, industri dan perkebunan kelapa sawit Indonesia banyak mendapatkan tantangan dari dalam maupun luar negeri. Menghadapi tantangan dan isu negatif di dalam negeri, BPDPKS menggandeng Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) untuk mendiseminasikan fakta objektif kelapa sawit kepada para Guru dan Siswa/Siswi. Kegiatan ini selain diikuti oleh para Guru anggota PGRI Prov. Banten, juga dihadiri oleh Siswa dan Siswi tingkat SMU/SMK Prov. Banten secara daring dari sekolahnya. Melalui kegiatan ini disampaikan berbagai informasi pengelolaan kelapa sawit berkelanjutan yang berkontribusi bagi perekonomian negara, kehidupan sosial masyarakat, peningkatan kesejahteraan petani, serta memperhatikan pula kelestarian lingkungan hidup. *** (ANW/BPDPKS)