Dirut BPDPKS Sampaikan Pentingnya Kebijakan dan Strategi Pengembangan Industri Kelapa Sawit Indonesia di IPOC 2020

Seperti diketahui, sawit sebagai komoditas yang paling produktif, menyumbang kurang lebih 42?ri total supply minyak nabati dunia, seiring dengan permintaannya yang terus meningkat dari tahun ke tahun pertumbuhan demand minyak nabati dunia meningkat rata-rata sebesar 8,5juta MT setiap tahun.

Dirut BPDPKS Sampaikan Pentingnya Kebijakan dan Strategi Pengembangan Industri Kelapa Sawit Indonesia di IPOC 2020

“Dirut BPDPKS Sampaikan Pentingnya Kebijakan dan Startegi Pengembangan Industri Kelapa Sawit Indonesia di IPOC 2020”

Seperti diketahui, sawit sebagai komoditas yang paling produktif, menyumbang kurang lebih 42% dari total supply minyak nabati dunia, seiring dengan permintaannya yang terus meningkat dari tahun ke tahun pertumbuhan demand minyak nabati dunia meningkat rata-rata sebesar 8,5juta MT setiap tahun.

“Dari sisi kondisi makro ekonomi Indonesia, pertumbuhan ekonomi triwulan 3 2020 masih mengalami kontraksi sebesar -3,49%, namun angka tersebut sudah lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar -5,32%. Hal ini memperlihatkan bahwa perekonomian Indonesia, walaupun masih minus pertumbuhannya, tapi sudah mengalami perbaikan positif. Sektor Perkebunan dengan komoditas sawit tentunya menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut” jelas Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman saat mengikuti kegiatan Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) 2020, 02-03 Desember 2020 secara online.

Eddy menambahkan, beberapa kontribusi lain sawit terhadap perekonomian negara, yaitu rata-rata nilai eksport USD21,4miliar (atau sebesar rata-rata 14,19% pertahun dari total eksport non-migas), dan estimasi kontribusi pendapatan pajak dari industry sawit sebesar Rp45-50Triliun per tahun. Sehingga dapat disimpulkan betapa signifikannya industri sawit terhadap perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Akan tetapi sawit bukan tidak menghadapi permasalahan. Industri sawit menghadapi banyak tantangan dari hulu hingga hilir, untuk alasan inilah Pemerintah melakukan berbagai usaha dalam rangka mendorong keberlanjutan dari industri Sawit Indonesia.

Tantangan-tantangan tersebut antara lain: produktivitas yang rendah, rata-rata umur kebun yang sudah melebihi 20 tahun, sehingga memerlukan peremajaan, perlu perbaikan praktik berkebun yang baik di kebun swadaya, penjualan TBS sebagai satu-satunya penghasilan bagi pekebun swadaya, kualitas benih yang kurang memadai, dan rendahnya rendemen minyak sawit dari TBS kebun swadaya.

Sementara di perpektif yang lebih ke hilir, kurangnya infrastruktur transportasi dan fasilitas penyimpanan, tingginya biaya produksi, sangat bergantung pada penjualan CPO, banyaknya kampanye negative baik di dalam maupun luar negeri, dan serangan-serangan isu Kesehatan dan lingkungan kepada komoditas sawit.

Memanfaatkan kesempatan berbicara di IPOC 2020 Eddy lebih lanjut memaparkan peta kebijakan pemerintah melalui BPDPKS untuk mendorong industri sawit Indonesia lebih sustainable. Ada 4 perspektif yaitu sumber pendanaan, program, inisiatif dan objektif atau tujuan akhir.

Pungutan ekspor sawit sebagai sumber pendanaan, digunakan untuk program-program strategis dan prioritas yang dapat mendorong stabilitas harga, peningkatan produktivitas, dan hilirisasi. Pelaksanaannya tentu membutuhkan kolaborasi dari stakeholder baik dari kementerian/Lembaga terkait ataupun perusahaan swasta dan asosiasi.

Sebagai contoh, untuk peningkatan produktivitas, inisiatif kolaborasi yang akan didorong adalah antara pemerintah, pihak swasta dan institusi finansial/perbankan untuk kegiatan-kegiatan antara lain memfasilitasi kerjasama antara pekebun swadaya dengan perusahaan sebagai off-taker, asistensi terhadap pekebun swadaya untuk dapat membentuk dan memperkuat kelembagaan petani atau koperasi.

Semua inisiatif kebijakan dan kolaborasi yang dilakukan tersebut diatas, dilakukan dalam satu tujuan besar, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan pekebun swadaya.

IPOC Sebagai Jendela Sawit Indonesia ke Dunia

Sekadar catatan, IPOC 2020 merupakan konferensi industri minyak sawit terbesar dunia, yang memberikan informasi perkembangan industri sawit Indonesia dan global terkini serta menganalisis tren harga minyak sawit ke depan.

Konferensi selama dua hari ini juga membahas rencana pemulihan ekonomi Indonesia secara makro dengan berbagai kebijakan moneter, fiskal, dan kebijakan pengembangan energi terbarukan. Dunia industri tentunya sangat terpengaruh oleh setiap kebijakan yang dibuat pemerintah, sehingga pemahaman terhadap kebijakan-kebijakan baru dapat membantu dalam menentukan strategi bisnis perusahaan ke depan.

Selain itu juga dibahas peluang pasar minyak sawit dunia di beberapa negara tujuan utama ekspor, supply and demand minyak nabati dunia, tren pasar global, dan proyeksi harga minyak sawit untuk tahun berikutnya.

IPOC tahun ini dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto yang sekaligus memberikan Special Keynote Speech. Sementara Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi RI juga memberikan Special Address terkait iklim investasi Indonesia pasca pandemi Covid-19. (AMZ)