BPDPKS Paparkan Sawit di Hadapan Publik Pakistan
Direktur Utama Badan Pengelola Dana Kelapa Sawit (BPDPKS) Dono Boestami menyampaikan paparan mengenai kelapa sawit Indonesia yang berkelanjutan di hadapan pelaku usaha dan masyarakat Pakistan. Pemaparan tersebut disampaikan dalam forum Conference and Exhibition on Indonesia Palm Oil (CEIPO) 2018 di Karachi, Pakistan, 6 September 2018 yang digelar oleh Konsulat Jenderal RI di Karachi. Dalam konferensi bertema “Pakistan–Indonesia Collaboration on Palm Oil-based Industries” itu hadir pula sebagai pembicara Duta Besar RI untuk Pakistan Iwan Suyudhie Amri, Ketua Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) Mahendra Siregar, dan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono. Dalam paparannya, Dono menyinggung mengenai peran industri kelapa sawit terhadap perekonomian nasional.
Direktur Utama Badan Pengelola Dana Kelapa Sawit (BPDPKS) Dono Boestami menyampaikan paparan mengenai kelapa sawit Indonesia yang berkelanjutan di hadapan pelaku usaha dan masyarakat Pakistan.
Pemaparan tersebut disampaikan dalam forum Conference and Exhibition on Indonesia Palm Oil (CEIPO) 2018 di Karachi, Pakistan, 6 September 2018 yang digelar oleh Konsulat Jenderal RI di Karachi. Dalam konferensi bertema “Pakistan–Indonesia Collaboration on Palm Oil-based Industries” itu hadir pula sebagai pembicara Duta Besar RI untuk Pakistan Iwan Suyudhie Amri, Ketua Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) Mahendra Siregar, dan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono.
Dalam paparannya, Dono menyinggung mengenai peran industri kelapa sawit terhadap perekonomian nasional. Menurutnya, industri ini memiliki peran strategis bagi bangsa Indonesia karena menjadi penyumbang devisa terbesar, meningkatkan pendapatan petani, dan mengentaskan kemiskinan.
“Perkebunan kelapa sawit menyediakan lapangan kerja yang sangat banyak bagi masyarakat Indonesia, sehingga mampu mengurangi kemiskinan,” ujar Dono.
Dia juga memaparkan, BPDPKS memberikan peran signifikan bagi pengembangan industri kelapa sawit berkelanjutan di Indonesia, termasuk memberikan pendanaan bagi pengembangan perkebunan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, peningkatan produktivitas perkebunan, pengembangan bahan bakar nabati, pengembangan riset, dan lain-lain.
Di sektor perkebunan, BPDPKS membantu petani dalam bentuk peremajaan (replanting) kelapa sawit rakyat dengan memberikan hibah kepada petani. Tindakan ini dilakukan untuk membantu petani meningkatkan produktivitas perkebunan mereka.
Pakistan merupakan salah satu pasar ekspor terpenting bagi Indonesia, menempati urutan keempat terbesar setelah India, Uni Eropa, dan China. Sebanyak 80 persen kebutuhan sawit Pakistan kini juga dipasok oleh Indonesia. Sisanya, 20 persen, dipasok oleh Malaysia. Dalam tahun ini, ekspor sawit dan produk turunannya telah mencapai sekitar US$22,9 miliar. Dari jumlah tersebut, sebanyak US$2 miliar atau sekitar 10 persen merupakan kontribusi Pakistan.
CEIPO 2018 merupakan forum yang digelar oleh KJRI di Karachi untuk meningkatkan kerjasama kedua negara terkait kelapa sawit. Kegiatan tersebut terdiri dari seminar dan pameran selama satu hari. Pameran produk minyak kelapa sawit Indonesia dan Pakistan menghadirkan produk dari berbagai perusahaan dari kedua negara. Antara lain dari Sawit Indonesia (gabungan dari partisipasi GAPKI, BPDPKS dan Asosiasi Produsen Olechemical Indonesia/APOLIN), Apical Pakistan, Waheed Group, Sharjah Cooking Oil, dan Dalda Foods. ***