Menko Kemaritiman Sesalkan Aksi Greenpeace Duduki Kapal Sawit Indonesia di Spanyol

MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan aksi Greenpeace yang menduduki kapal pengangkut minyak sawit Indonesia di Teluk Cadiz, Spanyol beberapa waktu lalu. Aksi tersebut dinilai Luhut sebagai tindakan yang tidak beradab dan merugikan industri sawit Indonesia. “Yang susah orang Indonesia.

Menko Kemaritiman Sesalkan Aksi Greenpeace Duduki Kapal Sawit Indonesia di Spanyol
MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan aksi Greenpeace yang menduduki kapal pengangkut minyak sawit Indonesia di Teluk Cadiz, Spanyol beberapa waktu lalu. Aksi tersebut dinilai Luhut sebagai tindakan yang tidak beradab dan merugikan industri sawit Indonesia. “Yang susah orang Indonesia. Kalau dia orang Indonesia, harus menghormati negaranya sendiri,” kata Luhut di kantornya, Jakarta, (19/11/2018) sebagaimana diberitakan Kontan. Menurutnya, kelapa sawit merupakan komoditas penting bagi rakyat Indonesia karena membantu pengentasan kemiskinan. Sebanyak 41 persen produsen sawit Indonesia berasal dari petani dan sekitar 17,5 juta orang terlibat dalam industri ini. “Lihat palm oil, salah satunya untuk itu pengentasan kemiskinan. Masak terus dibajak? Kalau begitu, enak saja yang bajak semua,” ujar Luhut yang juga ketua tim delegasi Indonesia dalam negosiasi sawit. Pemerintah, kata Luhut, sudah melakukan moratorium izin lahan kelapa sawit sebagaimana tercantum dalam Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2018. Dengan demikian, tidak ada izin baru yang dikeluarkan pemerintah untuk pembukaan lahan baru kelapa sawit. Saat ini, pemerintah juga sedang menggalakkan program peremajaan sawit rakyat. Program tersebut untuk mendorong produksi sawit para petani dari 1,9 ton per hektare menjadi 4-6 ton per hektare. Sebelumnya, pada enam aktivis Greenpeace International dari Indonesia, Jerman, Inggris, Prancis, Kanada, dan Amerika Serikat menaiki kapal tanker Stolt Tenacity di Cadiz, Spanyol. Kapal tersebut membawa muatan produk minyak kelapa sawit milik Wilmar International dari kilang di Dumai, Indonesia ke Eropa. ***