Negara Superpower ini Juga Konsumi Minyak Sawit dalam Struktur Konsumsi Minyak Nabati
Konsumsi minyak sawit di Amerika Serikat meningkat dari 215 ribu ton menjadi 1,4 juta ton pada periode tahun 2001-2018.

Amerika Serikat adalah negara adidaya yang ditunjukkan dengan nilai GDP pada tahun 2023 mencapai US$27,72 triliun atau berkontribusi sebesar 26,29 persen terhadap total perekonomian dunia (Bank Dunia, 2024). Selain itu, populasi negara ini juga merupakan ketiga terbesar di dunia setelah China dan India, yakni sebesar 340,1 juta jiwa pada tahun 2024.
Dalam perekonomiannya, Amerika Serikat mengandalkan sektor pertanian di mana produk-produk pertanian menjadi dasar pengembangan baik di sektor industri (agroindustri) maupun jasa khususnya perdagangan ekspor.
Meskipun secara proporsi, kontribusi sektor-sektor pertanian terhadap GDP negara ini relatif kecil, namun negara ini dikenal sebagai negara besar dalam bidang pertanian di dunia. Amerika Serikat berhasil menjadi produsen berbagai produk pertanian skala dunia.
Salah satu kelompok produk pertanian yang banyak dikembangkan di Amerika Serikat adalah oilseed yang menjadi cikal-bakal produk minyak nabati. Industri oilseed Amerika Serikat merupakan industri yang kuat, besar, dan vital dalam perekonomian negara tersebut (PASPI, 2019).
Produk oilseed utama yang diproduksi oleh Amerika adalah kedelai di mana negara ini juga merupakan produsen kedelai terbesar di dunia dan negara produsen minyak kedelai kedua terbesar di dunia setelah China (USDA, 2019). Selain minyak kedelai, minyak nabati lainnya yang diproduksi oleh negara ini ialah minyak rapeseed, minyak cottonseed, dan minyak bunga matahari.
Produksi minyak nabati juga menunjukkan tren peningkatan dengan laju sebesar dua persen per tahun selama periode tahun 2001-2018.
Sementara itu, USDA (2019) mencatat, tingkat konsumsi minyak nabati di Amerika Serikat menunjukkan tren peningkatan dengan rata-rata sebesar tiga persen per tahun, atau mengalami peningkatan dari 9,9 juta ton tahun 2001 menjadi 15,53 juta ton tahun 2018.
Dalam sumber yang sama juga disebutkan, berdasarkan jenis minyak nabati diketahui bahwa minyak nabati utama yang dikonsumsi Amerika Serikat adalah minyak kedelai (69 persen), kemudian diikuti oleh minyak rapeseed (12 persen), minyak sawit (tujuh persen), minyak kelapa (empat persen), minyak zaitun (dua persen), dan minyak bunga matahari (dua persen).
Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi minyak nabati di Amerika Serikat lebih bervariasi jenisnya dibandingkan minyak nabati yang diproduksi di dalam negeri (PASPI, 2019).
PASPI (2019) dalam laporan berjudul Struktur Produksi, Konsumsi, Impor Minyak Nabati Negara Superpower memaparkan, minyak kedelai menjadi bagian penting dalam produk pangan yang hampir dikonsumsi setiap hari oleh penduduk negara, baik dalam bentuk minyak goreng, margarin, dan shortening salad.
Selain itu, aplikasi minyak kedelai juga sudah mulai mengalami perkembangan. Tidak hanya digunakan pada produk pangan, namun sudah merambah pada industri oleokimia, farmasi, hingga biofuel.
Permintaan domestik yang terus mengalami pertumbuhan berimplikasi pada peningkatan konsumsi minyak kedelai yakni dari 7,63 juta ton menjadi 10,41 juta ton periode tahun 2001-2018. Namun jika dilihat dari pangsa konsumsi minyak kedelai terhadap total konsumsi minyak nabati Amerika Serikat menunjukkan adanya penurunan dari 77 persen menjadi 67 persen pada periode yang sama (USDA, 2019).
Data USDA (2019) yang diolah PASPI tersebut juga menerangkan, perubahan preferensi konsumen Amerika Serikat terhadap konsumsi minyak nabati dapat dilihat dari peningkatan pangsa konsumsi minyak rapeseed dan minyak sawit.
Konsumsi minyak rapeseed mengalami peningkatan yakni dari 700 ribu ton menjadi 2,4 juta ton dengan pangsa konsumsi yang juga meningkat dari tujuh persen menjadi 17 persen pada periode tahun 2001-2018.
Hal yang sama juga terjadi dengan konsumsi minyak sawit yang meningkat dari 215 ribu ton menjadi 1,4 juta ton dengan pangsa yang juga meningkat dari dua persen menjadi 10 persen pada periode tersebut.
PASPI (2019) memaparkan, pertumbuhan pangsa minyak sawit mampu mengimbangi bahkan mengalahkan pertumbuhan konsumsi minyak kedelai. Hal ini menunjukkan bahwa selera atau penggunaan minyak sawit makin meluas dalam perekonomian Amerika Serikat.
Dalam laporan yang sama, dijelaskan PASPI (2019), peningkatan pangsa konsumsi minyak sawit di Amerika Serikat disebabkan karena harganya yang lebih kompetitif dibandingkan minyak kedelai.
Implikasi harga minyak sawit yang lebih rendah adalah peningkatan permintaan minyak sawit sebagai bahan baku oleh industri pangan, oleokimia, dan biofuel (biodiesel) di Amerika Serikat.
Sementara itu, penurunan pangsa konsumsi minyak kedelai dan disertai peningkatan pangsa konsumsi minyak sawit menunjukkan adanya persaingan ketat antara kedua minyak nabati tersebut.