Dukungan Kapal Perlu Dimaksimalkan untuk Distribusi B20 di Kawasan Timur

DIRJEN Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana menegaskan kendala yang muncul di lapangan terkait implementasi kebijakan perluasan mandatori B20 lebih banyak terkait masalah teknis, bukan terkait regulasi. Rida mengakui masih terdapat sejumlah terminal bahan bakar minyak (TBBM) di wilayah Indonesia Timur, seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua dan Sulawesi, yang belum mendapat pasokan Fatty Acid Methyl Ester (FAME/unsur biofuel untuk campuran B20). `Sekarang masalah ada di tataran operasional. Kebutuhan terhadap kapal jadi tinggi.

Dukungan Kapal Perlu Dimaksimalkan untuk Distribusi B20 di Kawasan Timur

DIRJEN Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana menegaskan kendala yang muncul di lapangan terkait implementasi kebijakan perluasan mandatori B20 lebih banyak terkait masalah teknis, bukan terkait regulasi. Rida mengakui masih terdapat sejumlah terminal bahan bakar minyak (TBBM) di wilayah Indonesia Timur, seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua dan Sulawesi, yang belum mendapat pasokan Fatty Acid Methyl Ester (FAME/unsur biofuel untuk campuran B20). `Sekarang masalah ada di tataran operasional. Kebutuhan terhadap kapal jadi tinggi. Masalah tidak berada di kebijakan, tidak pula karena masalah harga,` kata Rida di Jakarta, Rabu (27/9/2018). Menurutnya, dari total 122 TBBM Pertamina, sudah 69 atau 60 persen yang telah memperoleh pasokan FAME. Munculnya persoalan disinyalir karena belum siapnya infrastruktur untuk distribusi FAME ke daerah-daerah terpencil. Rida mencontohkan pengiriman FAME ke beberapa daerah yang terlambat karena antrean kapal. Pihaknya kini meminta PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) untuk mendahulukan pengangkutan FAME. Selain itu, ketersediaan kapal juga menjadi masalah. Beberapa daerah sulit dijangkau karena tak memiliki kapal yang pas untuk mengangkut FAME. `Infrastruktur untuk distribusi, tangki penyimpanan belum 100 persen siap. Pengirimannya harus antre. Kami sampaikan ke ASDP agar didahulukan. Ini (FAME) harus diperlakukan seperti sembako atau BBM,` ujarnya. ***