Myanmar Pasar Baru Produk Sawit

PERTUMBUHAN ekonomi Myanmar yang terus berkembang, membuka potensi pasar ekspor baru bagi produsen kelapa sawit di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Apalagi di negeri itu mulai terdapat ledakan makanan cepat saji yang bisa memikat produsen minyak kelapa sawit. Berdasarkan data Departemen Pertanian AS (USDA), impor minyak kelapa sawit meningkat 60�lam enam tahun terakhir mencapai 750.000 metrik ton.

Myanmar Pasar Baru Produk Sawit

PERTUMBUHAN ekonomi Myanmar yang terus berkembang, membuka potensi pasar ekspor baru bagi produsen kelapa sawit di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Apalagi di negeri itu mulai terdapat ledakan makanan cepat saji yang bisa memikat produsen minyak kelapa sawit. Berdasarkan data Departemen Pertanian AS (USDA), impor minyak kelapa sawit meningkat 60% dalam enam tahun terakhir mencapai 750.000 metrik ton. U Toe Aung Mynit, sekretaris Kementerian Perdagagan Myanmar menyebutkan, sebelumnya negaranya membatasi pembeliannya 2011, yang membeli sekitar 200.000 hingga 300.000 ton setiap tahunnya. Bangkitnya perekonomian Myanmar yang belum dimanfaatkan maksimal telah menarik perhatian perusahaan luar negeri termasuk KFC, restoran Barat pertama yang berdiri di negara itu pada 2015. Berdasarkan data Yoma Strategic Holdings Ltd., Myanmar kini telah memiliki 23 toko dan akan menuju 32 toko pada Maret 2019. Di sana juga sudah ada restoran Pizza Hut dan Burger King. “Pembukaan lebih banyak toko makanan cepat saji akan meningkatkan permintaan minyak kelapa sawit seiring dengan industri makanan dan minuman Myanmar yang memilih menggunakan minyak sayur tersebut karena harganya yang lebih terjangkau dan apalagi mereka banyak mengolah makanan dengan cara digoreng,” ujar Zakaria Arshad, Chief Excecutive Officer Felda Global Ventures Holding Bhd. (FGV), dilansir Bloomberg, Minggu (24/6/2018). Perusahaan ini adalah salah satu produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, Mereka menjual minyak memasak berbahan dasar minyak kelapa sawit di bawah merek Saji di Yangon dan Mandalay, Malaysia. Dengan peningkatan daya beli dan perubahan gaya hidup, transisi Myanmar menjadi condong ke pasar berbasis ekonomi dan reformasi negaranya menjadi lebih terbuka melebarkan kesempatan bagi pengekspor minyak kelapa sawit. Toe Aung Myint juga mengungkapkan bahwa Myanmar biasanya membeli minyak kelapa sawit dari Malaysia dan Indonesia, dan hanya membeli minyak berkualitas tinggi. Sementara itu, impor minyak kedelai dan minyak biji bunga matahari juga tetap diizinkan. USDA mencatatkan pembelian minyak kelapa sawit Myanmar mencapai rekor dengan jumlah 820.000 ton pada tahun yang berakhir pada 30 September lalu. Sementara untuk tahun ini pembeliannya diperkirakan kemungkinan akan berkurang, USDA justru memperkirakan pembeliannya akan rebound sebanyak 4% pada 2018 – 2019. (Sumber: Bloomberg/Bisnis.com)