Listrik Efisien dengan Pembangkit Berbahan Bakar CPO

MINYAK Kelapa Sawit (Crude Palm Oil/CPO) sebagai bahan bakar alternatif sudah terbukti efisien untuk menggantikan bahan bakar fosil. Bahkan tak hanya untuk menggerakan kendaraan, pemanfaatan CPO langsung sebagai Biofuel juga jauh lebih efisien ketimbang Biodiesel.

Listrik Efisien dengan Pembangkit Berbahan Bakar CPO

Sebagaimana diketahui, biofuel adalah energi yang terbuat dari materi hidup, biasanya tanaman, termasuk sawit. Sedangkan biodiesel adalah minyak dari tumbuhan atau hewan yang telah digunakan sebagai alternatif atau dicampur dengan minyak solar, biasanya untuk menggerakkan mesin diesel.

CPO juga bisa digunakan langsung sebagai biofuel untuk menggerakkan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). Dalam hal ini CPO langsung digunakan, tanpa diolah menjadi biodiesel terlebih dahulu. Penggunaan CPO sebagai bahan bakar PLTD jauh lebih efisien karena mampu menekan biaya belanja bahan bakar mengingat harga CPO rata-rata separuh lebih murah dari harga solar.

Efisiensi juga bisa lebih maksimal jika CPO yang digunakan adalah CPO kualitas rendah yang harganya juga jauh lebih murah dibandingkan dengan harga CPO standar. Sebab, PLTD berbahan bakar CPO mampu dioperasikan menggunakan CPO kualitas rendah.

Selain mampu menekan biaya bahan bakar, PLTD berbahan bakar CPO juga sangat ramah lingkungan dibandingkan solar karena mampu mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 11,23%. Ini berarti akan ada keuntungan lain dalam bentuk transaksi perdagangan kredit karbon (CO2 Credit), yang nilainya diperkirakan mencapai US$ 30 per ton CO2 per tahun. Ketentuan yang diatur dalam Protocol Kyoto ini merupakan insentif program Clean Development Mechanism (CDM).

Untuk pengoperasian PLTD berkapasitas hingga 1000 KW dengan Bahan Bakar Nabati murni (B100), seperti CPO, dapat menghemat CO2 mencapai sekitar 4 juta ton per tahun. Jika diperdagangkan dalam CDM bisa menghasilkan dana sekitar US$ 106.000.000/tahun.

Indonesia sebagai produsen CPO terbesar di dunia, tentu akan memiliki pasokan berlimpah untuk bahan bakar CPO. Ini berarti Indonesia memiliki keuntungan yang lebih besar dalam penggunaan PLTD berbahan bakar CPO. Ini juga berarti akan lebih banyak lagi pelosok-pelosok di Indonesia yang dialiri listrik. *** (Kredit foto: ANTARA/Yudhi Mahatma)