Lawan Kampanye Hitam Sawit dengan Hilirisasi

Upaya melawan kampanye hitam terhadap produk kelapa sawit oleh sejumlah negara di Eropa bisa dilakukan oleh Indonesia dengan memperkuat industri hilir. Sawit harus dikembangkan lebih luas lagi menjadi produk minyak goreng, kosmetik, sabun, detergen biodisel, obat-obatan, pelumas sampai cat.

Lawan Kampanye Hitam Sawit dengan Hilirisasi

Upaya melawan kampanye hitam terhadap produk kelapa sawit oleh sejumlah negara di Eropa bisa dilakukan oleh Indonesia dengan memperkuat industri hilir. Sawit harus dikembangkan lebih luas lagi menjadi produk minyak goreng, kosmetik, sabun, detergen biodisel, obat-obatan, pelumas sampai cat.

Hal itu disampaikan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran yang juga Peneliti Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Indonesia Ina Primiana dalam forum diskusi di Gedung Garuda Kementerian Perindustian, Jakarta Selatan, Selasa (21/8/2018).

"Ini merupakan strategi dari dilarangnya sawit RI masuk ke pasar Uni Eropa. Industri hilir yang bertugas untuk mengolah sawit di dalam negeri bisa mengirimkan produk olahan sawit dalam bentuk yang berbeda untuk diekspor," ujar Ina sebagaimana diberitakan detikfinance.

Menurutnya, jika dibandingkan harga CPO yang bisa dijual mentah hanya seharga US$800-US$1.000 per ton, maka jika diolah menjadi minyak goreng, maka harganya akan bertambah menjadi US$1.000-US$1.400 per ton.

Sementara, jika kelapa sawit diolah untuk menjadi gliserin, asam lemak, fatty alcohol, methyl ester, maka harganya bisa mencapai US$1.400-US$2.000. Begitupun jika diolah untuk kebutuhan surfaktan, sabun logam, lubrikan alami, resin azelat, biopoliol dan asam dimer, maka harganya akan mencapai US$2.000-US$3.000. ***